JAKARTA - Amazon selama ini ternyata tidak benar-benar menjaga keamanan data pribadi pelanggannya. Sebuah investigasi terbaru mengungkapkan faktanya bagaimana data pelanggan diintip karyawan Amazon.
Dalam investigasi itu, di antara pelanggaran lainnya, salah satunya karyawan Amazon didapati memanfaatkan sistem untuk mencari riwayat pembelian yang dilakukan para selebriti. Slogan Amazon yang mengaku mengutamakan pelanggan sepertinya tidak bisa dibuktikan dengan baik, berkaca pada kasus seperti ini.
Perusahaan gagal memprioritaskan pengamanan informasi paling pribadi pelanggannya. Sebab menurut investigasi yang dilakukan media Wired itu, semua riwayat pembelian pelanggan tersedia atau dapat diakses oleh seluruh tim layanan pelanggan global Amazon. Itu artinya, perusahaan memiliki sedikit keamanan atau pengawasan untuk mencegah pengintaian karyawan terjadi.
Mengutip The Verge, Sabtu, 20 November, seorang mantan manajer layanan yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan dia ingat teman-temannya mencari pembelian dari Kanye West dan bintang film dari film Avengers, bahkan melihat beberapa dildo dalam catatan pembelian selebriti tertentu.
BACA JUGA:
Staf lain ingat rekan kerja mereka pernah mencari riwayat pembelian mantan dan pacar mereka.
“Semua orang, semua orang melakukannya. Mereka tidak seharusnya melakukannya, tentu saja," ungkap mantan manajer layanan Amazon.
Akhirnya, tuduhan karyawan melihat data penjual untuk mengembangkan produk Amazon sendiri menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana integritas perusahaan.
Selama sidang antimonopoli pada tahun 2020, pendiri sekaligus mantan CEO Amazon Jeff Bezos bersikeras bahwa karyawan tidak mengakses data itu, tetapi dia tidak dapat menjamin bahwa kebijakan yang melarang karyawan melakukannya tidak dilanggar.
Investigasi Wired adalah penyelaman mendalam yang menunjukkan bagaimana data pelanggan dapat berisiko jika perusahaan besar salah mengelola akses internal ke dalamnya, atau dengan ceroboh membiarkannya terbuka untuk pihak luar.
Meskipun Amazon sering menduduki peringkat salah satu perusahaan paling tepercaya di dunia, investigasi dari Wired ini mempertanyakan apakah layak mendapat kepercayaan lagi dari pelanggannya.