Bagikan:

JAKARTA - Pabrikan otomotif saat ini memiliki sejumlah pelanggan dari berbagai kalangan, termasuk kaum muda. Ambil contoh Dodge yang mengeklaim memiliki basis pelanggan termuda.

Sementara itu pada bulan Maret lalu, Ferrari mengatakan bahwa 40 persen merupakan pelanggan berusia di bawah 40 tahun yang sekaligus meruntuhkan stigma bahwa brand tersebut hanya untuk para pelanggan yang memasuki usia pensiun. Namun, ini tidak berlaku bagi merek otomotif lainnya seperti Lexus.

Melansir dari Motor1, Selasa, 15 April, dalam laporan S&P Global Mobility, pabrikan premium dari Jepang ini memiliki pembeli dengan rata-rata berusia 57,6 tahun yang diambil data dari Oktober 2024 hingga Januari 2025.

Tentu rata-rata usia tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan pesaingnya seperti Mercedes dengan berusia 55,7 tahun dan BMW hingga 54,3 tahun.

Hal menarik lainnya, pendapatan pembeli mobil Lexus cenderung lebih rendah dari merek lainnya. Penelitian tersebut mengungkap hampir 47 persen berpenghasilan di bawah 150.000 dolar AS atau setara dengan Rp2,5 miliar.

Sementara itu, pabrikan BMW memiliki konsumen dengan persentase pendapatan tertinggi. Hampir 65 persen pemilik mobil merek ini berpenghasilan rata-rata 150.000 dolar AS atau lebih.

Meskipun memiliki basis pelanggan berusia lebih tua, para konsumen tersebut dapat memberikan kontribusi lebih bagi penjualan Lexus yang memperoleh kenaikkan mencapai 5,8 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Pada tahun 2024 lalu, Lexus bersama Toyota mencatatkan penjualan hingga 10.159.336 unit secara global dengan 8.717.494 unit (naik 1 persen) di antaranya berasal dari luar Jepang.

Dalam sisi demografi, pembeli Lexus cenderung berasal dari kalangan wanita dibandingkan pria dengan 50,4 persen. Tentu berbeda dengan BMW yang 61 persen pembeli merupakan kalangan pria.