Bagikan:

JAKARTA - Pada akhir tahun lalu, industri otomotif dikejutkan dengan langkah Nissan memutuskan melakukan merger dengan dua pesaing senegara yakni Mitsubishi Motors dan Honda.

Langkah tersebut harus diambil oleh pabrikan demi menghadapi pasar otomotif yang tidak menentu dan menghindari Nissan dari masa keterpurukan yang telah menghampirinya dalam beberapa waktu terakhir.

Sebelum memutuskan kemitraannya, Nissan telah melakukan pembicaraan dengan pabrikan lainnya. Tetapi salah satu pesaingnya, yakni Toyota tidak berada dalam daftarnya.

Hal ini disampaikan oleh Chairman Toyota, Akio Toyoda saat pameran CES 2025 yang kini tengah berlangsung di Las Vegas, Amerika Serikat di mana ia mengatakan bahwa pihaknya tidak menerima pembicaraan apa pun terkait kemitraan tersebut.

“Nissan tidak melakukan pendekatan kepada Toyota mengenai merger apa pun,” kata Toyoda dikutip dari InsideEVs, Rabu, 8 Januari.

Ia juga menambahkan jika Nissan mempertimbangkan untuk melakukan merger dengan Toyota, hal itu tidak akan direalisasikan karena berpotensi melanggar undang-undang yang berlaku.

"Tetapi walaupun mereka mempertimbangkannya, hal itu pasti melanggar undang-undang anti-monopoli. Jadi mungkin mereka mempertimbangkannya, tapi memutuskan untuk tidak melakukannya karena adanya aturan,” tambah cucu dari pendiri Toyota, Kiichiro Toyoda ini.

Meskipun demikian, pria berusia 68 tahun sangat menantikan hasil dari merger tersebut dan bagaimana persaingan dapat menghasilkan mobil terbaru di masa depan.

“Jika produk-produk mereka cukup menarik dan kompetitif, saya pikir ini akan menjadi hal yang baik bagi persaingan tidak hanya di Jepang tetapi juga bagi dunia,” terang Toyoda.

Toyoda menjelaskan bahwa pihaknya akan mempererat hubungan dengan mitra lainnya yang telah dijalankan sejak lama seperti Subaru, Mazda, dan Suzuki. Ia juga menegaskan bahwa persaingan industri otomotif telah berubah.

“Bagi Toyota, yang bisa saya katakan adalah ketika kita berpikir tentang industri mobil, mungkin di masa lalu kita berada dalam persaingan antar perusahaan mobil tentang bagaimana kita bisa meningkatkan volume. Tetapi mungkin persaingan itu, sifat persaingannya sedang berubah,” pungkas Toyoda.