Bagikan:

JAKARTA - Merek otomotif asal Inggris, Bentley melakukan kampanye global terhadap penggunaan eFuel berkelanjutan. Ini sejalan dengan visi brand yang berniat mengurangi emisi terhadap produknya.

eFuel ialah bahan bakar sintetis yang dikembangkan oleh konsorsium internasional dipimpin oleh Highly Innovative Fuels (HIF) Global dan didukung oleh Porsche. Ini terbuat dari bahan udara kotor yang didaur ulang di pabrik Haru Oni, Magallanes, Chili.

Melansir dari laman resmi Bentley, Jumat, 25 Oktober, CO2 biogenik ditangkap dan digabungkan dengan hidrogen yang dihasilkan melalui elektrolisis air untuk menghasilkan metanol. Kemudian, ini dibuat ulang menjadi bensin.

Campuran yang digunakan oleh Bentley ialah R75 yang di mana ini 75 persen eFuel dan 25 persen lainnya merupakan bensin biasa. Ini menunjukkan penurunan emisi knalpot yang signifikan pada kendaraan.

Bentley mengaplikasikannya pada Continental GT Speed terbaru, menggabungkan powertrain Ultra Performance Hybrid dengan baterai 25,9 kWh dengan eFuel yang rencah emisi. Continental GT Speed generasi terbaru telah memiliki sertifikasi kandungan emisi mencapai 29 g/km.

Diperkenalkan pada Juni lalu, Bentley Continental GT Speed generasi terbaru memiliki mesin 4,0 liter V8 bekerja sama dengan powertrain hybrid, menghasilkan tenaga sebesar 782 ps dan torsi 1.000 Nm sekaligus menjadikannya model paling bertenaga di seri ini.

Selain digunakan pada mobil Bentley, bahan bakar sintetis tersebut juga diaplikasikan ke beberapa aktivitas seperti dalam gelaran balap Porsche Mobil 1 Supercup.

Mobil Porsche 911 GT3 Cup yang dipakai oleh seluruh kontestan akan menggunakan energi alternatif ini dalam delapan balapan tahun 2024.

Mobil balap tersebut dilengkapi dengan unit kontrol mesin yang diprogram secara manual, akan dipasang versi perangkat lunak yang diadaptasi sebelum dimulainya balapan.