Bagikan:

JAKARTA - Pada akhir 2023 lalu, BMW dikabarkan memperoleh akses ke jaringan pengisian daya Supercharger milik Tesla di Amerika Serikat (AS) mulai awal 2025. Namun, pabrikan memutuskan untuk menunda rencana ini.

Melansir dari InsideEVs, Senin, 7 Oktober, hal ini diumumkan pabrikan ke jaringan dealernya dan mengumumkan bahwa akses ke Supercharger dan adaptor bersertifikasi BMW baru tersedia pada akhir 2025.

Meskipun demikian, merek asal Jerman tersebut juga merekomendasikan para pengguna EV BMW untuk menggunakan stasiun pengisian daya yang dilengkapi dengan konektor CCS1/J1772 secara eksklusif sampai dibukanya akses ke Supercharger.

Layanan ini berlaku pada semua merek di bawah payung BMW Group, terdiri dari BMW, Mini, dan Rolls-Royce di AS maupun Kanada.

Menanggapi isu tersebut, salah seorang juru bicara BMW mengatakan bahwa pihaknya sedang berusaha untuk melakukan integrasi penuh yang memungkinkan pelanggannya dapat mengakses stasiun pengisian daya pada masing-masing kendaraannya. Namun, ia tidak mengklarifikasi lebih lanjut penyebabnya.

“Kami sedang berupaya melakukan integrasi penuh untuk memungkinkan pelanggan BMW Group mengakses jaringan melalui aplikasi kendaraan masing-masing, dan bekerja sama dengan pemasok kami untuk mengembangkan solusi adaptor yang disetujui,” kata juru bicara BMW.

Seperti diketahui BMW Group memiliki jajaran kendaraan listrik yang cukup besar yang mencakup sedan BMW i4, i5, dan i7, SUV BMW iX, dan city car Mini Cooper Electric, di selain model mendatang seperti crossover Mini Aceman EV dan masih banyak lagi.

BMW bukan merupakan satu-satunya pemain otomotif yang mendapatkan akses tersebut. Pabrikan nama lainnya seperti General Motors (GM), Honda, Hyundai, Stellantis, hingga Mercedes-Benz juga mendapatkan keistimewaan ini dalam memudahkan pengguna kendaraan listrik di wilayah Amerika Utara.