JAKARTA - Hyundai Ioniq 5 N menjadi sebuah fenomena dalam industri kendaraan listrik (EV) secara global. Selain memiliki performa bertenaga, crossover tersebut juga menawarkan simulasi suara mesin pembakaran (ICE) serta pergantian gigi.
Sementara, Porsche merupakan merek yang awalnya disebut mempelajari teknologi ini untuk bisa hadir dalam mobil listriknya di masa mendatang. Namun, pada akhirnya mereka menganggap bahwa fitur ini berlawanan dengan nilai yang diberikan pada kendaraannya.
Pembalap pengembangan Porsche Lars Kern, menyatakan bahwa merek ini sedang memantau para rival di segmen EV sporty, tetapi tidak melihat kehadiran opsi tersebut suatu kewajiban.
“Kami sudah melihatnya, tapi saya tidak melihat fungsi kegunaannya karena itu bukanlah mesin bensin, jadi kami tidak melakukannya,” kata Kern dikutip dari Drive, Selasa, 27 Agustus.
Kern menerangkan bahwa penggerak listrik lebih baik daripada mesin pembakaran dan membiarkan mobil listrik dapat berjalan seperti seharusnya EV pada umumnya.
“Mesin listrik lebih baik daripada ICE [mesin pembakaran internal], jadi kami pikir tidak ada alasan untuk melakukan simulasi apa yang terjadi di masa lalu,” tambah Kern.
BACA JUGA:
Pembalap kelahiran Jerman ini menegaskan bahwa salah satu alasan merek tidak mau merancang suara imitasi karena Porsche masih memiliki dan memproduksi mesin pembakaran sehingga pembeli masih bisa membeli kendaraan bermesin ICE.
“Kami tidak ingin memalsukan mesin pembakaran karena kami masih memproduksi mesin pembakaran, jadi kami tidak melihat ada gunanya melakukannya,” tegas Kern.
Selain suara imitasi mesin pembakaran, Hyundai Ioniq 5 N juga hadir dengan simulasi pergantian gigi seperti halnya mobil sport. Disebutkan bahwa Hyundai mengambil karakteristik transmisi DCT dari i30 N yang diterapkan ke mobil listrik tersebut.
Kern juga menjelaskan bahwa Porsche berhenti mengeksplorasi teknologi ini dan menganggap fitur ini tidak diperlukan dalam kendaraan listrik.
“Kami mempelajari Ioniq 5 N dan tentu saja selalu ada orang yang menganggap itu ide bagus dan selalu ada orang yang menganggap itu ide buruk,” pungkas Kern.