Bagikan:

JAKARTA - Hampir setiap mobil listrik terkini sudah dilengkapi dengan fitur Vehicle to Load (V2L) di mana bisa mentransfer daya baterai mobil untuk menyalakan peralatan listrik.

Termasuk dari model MPEV BYD M6 yang baru meluncur saat GIIAS 2024 lalu. Saat menjajal langsung mobil ini dengan rute Jakarta-Bandung-Jakarta, BYD menghadirkan live musik dengan daya yang disalurkan langsung dari mobil atau menggunakan fitur V2L.

Tentunya, tak sedikit yang bertanya apakah sering menggunakan fitur tersebut bisa membuat baterai mobil listrik bermasalah? Ibarat power bank ketika sering dipakai akan membuat baterainya ngedrop.

"Kalau ini (V2L) tidak sama sekali, penggunaan dayanya sama saja seperti mobil sedang digunakan di jalan," kata Head of Product PT BYD Motor Indonesia Bobby Baratha, saat ditemui di kawasan Bandung, Jawa Barat, Kamis, 8 Agustus.

Bobby mengungkapkan kalau misalnya V2L ini hanya mengurangi State of Charge (SoC) saja, dalam jangka panjang baterai ngedrop karena sering dipakai tidak mungkin karena hal ini.

Seperti diketahui, SoC sendiri merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui keadaan isi baterai dan dijadikan pedoman untuk memantau kapasitas terkini dari baterai tersebut.

Lebih lanjut ia mengatakan, penggunaan V2L tidak berpengaruh terhadap kesehatan baterai atau State of Health (SoH).

"Walaupun sering dipakai V2L itu tidak masalah SoH terutama dalam jangka panjang," tambahnya.

Sebenarnya penggunaan V2L ini menurutnya kerap digunakan untuk menemani camping atau pergi dalam perjalanan jauh di luar negeri, hanya saja di Indonesia belum jadi tren.

"Kalau di luar negeri itu banyak yang gunakan, disini kan belum dari tempatnya juga belum banyak ya," tutupnya.