Bagikan:

JAKARTA - Mobil listrik (EV) belakangan semakin digemari dan banyak lembaga pengujian di dunia yang membuktikan jika mobil listrik ini amat aman digunakan. Namun, tahukah Anda kalau EV ternyata bisa berbahaya bagi pengemudi lain di jalan raya? Ya, ini karena bobot EV yang jauh lebih berat dibanding mobil bensin.

Diketahui rata-rata, kendaraan listrik berbobot antara 20 dan 50 persen lebih berat dibandingkan kendaraan berbahan bakar bensin karena baterainya saja dapat berbobot hampir sama dengan mobil standar berukuran kecil.

Menurut para ahli, EV memang memiliki peringkat keamanan yang tinggi. Baterainya yang berat membuat konstruksi mobil lebih kokoh sehingga penumpang terlindungi lebih baik saat terjadi kecelakaan. Lembaga keselamatan Insurance Institute for Highway Safety (IIHS) di Amerika Serikat (AS) misalnya, mencatat klaim cedera pada penumpang EV 40 persen lebih rendah dibanding mobil bensin (2011-2019).

Namun, ini hanya berlaku untuk pengemudi dan penumpang EV saja. Bobot berat EV justru bisa membahayakan pengemudi dan penumpang mobil lain yang terlibat kecelakaan dengan EV.

4
Didukung baterai Qilin 5C dari CATL, MEGA menawarkan jangkauan 710 km dan menempuh jarak 500 km hanya dalam 12 menit.(Dok. CATL)

Menurut laporan Dailymail, dikutip 2 Mei, seorang profesor teknik mesin dari University of Michigan bernama Jingwen Hu menyamakan tabrakan EV dengan mobil bensin seperti kecelakaan truk berat dengan sedan mungil. Mobil bensin yang lebih ringan akan remuk tertabrak EV.

Katanya, ini karena saat terjadi benturan, mobil yang lebih berat menyerap lebih sedikit energi benturan. Akibatnya, energi tersebut malah terserap mobil yang lebih ringan, membuat kerusakan dan cedera menjadi lebih parah.

4
Berat kotor mobil listrik Xiaomi SU7 varian tertinggi mencapai 2,2 ton, sementara Toyota Camry 2024 mesin bensin hanya 1,5 ton. (Dok. Xiaomi)

Selain itu, bobot EV yang berat juga bisa berakibat fatal bagi pesepeda dan pejalan kaki. Pasalnya, suara EV lebih senyap dibanding mobil bensin di kecepatan rendah. Ini membuat pejalan kaki dan pesepeda sulit mendengar kedatangan EV.

Bahkan, para ahli juga khawatir pagar pembatas jalan yang ada saat ini tidak mampu menahan benturan EV karena didesain untuk menahan mobil dengan bobot maksimal 5.000 pon (2.268 kg).

Para produsen mobil perlu berinovasi untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan EV terhadap pengguna jalan lain. Beberapa cara yang bisa dilakukan menurutnya yaitu :

  • Mengembangkan baterai dan material mobil yang lebih ringan
  • Menambahkan teknologi pencegahan kecelakaan dan pengereman otomatis pada semua mobil baru

Meski potensinya berbahaya, mobil listrik tetap menjadi solusi untuk mengurangi emisi gas buang. Dengan inovasi keselamatan yang berkelanjutan, mobil listrik bisa menjadi kendaraan yang aman bagi semua pengguna jalan.