JAKARTA - Renault mencatat penjualan sebanyak 549.099 unit pada kuartal pertama, naik 2,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya secara global. Hal ini menandakan optimisme pabrikan otomotif asal Prancis ini terhadap kelanjutan tren tersebut.
Perusahaan ini meyakini penjualan akan terus meningkat seiring dengan peluncuran sejumlah model baru. Renault mengambil langkah strategis dengan memangkas biaya produksi pada model-model terbaru daripada menurunkan harga jualnya.
Tentu, kebijakan ini berbeda dengan Tesla yang memutuskan untuk lakukan pemotongan harga jual di beberapa pasar.
"Kami berhasil menurunkan biaya secara signifikan – model-model baru kami memberikan margin yang lebih tinggi bagi kami dengan harga yang lebih bersahabat bagi pelanggan," kata Chief Finance Officer Renault Group, Thierry Pieton, dilansir dari Automotive News, Kamis, 25 April.
Renault telah meluncurkan Renault 5 dengan harga 25.000 euro (sekitar Rp433,8 jutaan) serta berencana untuk mempercepat transisi ke mobil listrik dengan merilis enam model baru tahun ini. Renault 5 E-Tech akan hadir dalam tiga konfigurasi motor listrik yang berbeda, dengan daya 70 kW, 90 kW, atau 110 kW, serta baterai dengan kapasitas maksimal 52 kWh yang dapat mencapai jangkauan WLTP hingga 400 km (249 mil).
Yang menarik, Renault 5 dapat menarik trailer hingga kapasitas 500kg dan akan tersedia dengan baterai 40 kWh yang menawarkan jangkauan 300 km.
BACA JUGA:
Merek lain di bawah Renault Group, seperti Dacia, juga menghadirkan peningkatan model Spring EV dengan harga 20.000 euro (setara Rp347,1 jutaan) dan akan tersedia untuk dijual pada paruh kedua tahun 2024.
Pieton menegaskan keyakinan Renault dalam memenuhi target Uni Eropa untuk mengurangi emisi karbon baru menjelang tahun 2025 melalui peningkatan penjualan kendaraan listrik dan hybrid. "Meskipun pasar kendaraan listrik sedikit lebih lambat daripada perkiraan dua tahun lalu, namun tetap terus berkembang," tambah Pieton.