Bagikan:

JAKARTA - Menurut China Passenger Car Association, penjualan kendaraan listrik (EV) di China mengalami perlambatan menjadi 18,2 persen dalam dua bulan pertama tahun ini. Angka tersebut turun dari 20,8 persen dari keseluruhan tahun 2023 lalu.

Perang harga yang dilakukan sejumlah produsen dalam negeri yang juga dimulai dari Tesla di China ternyata tidak berdampak signifikan untuk menaikkan permintaan akan EV.

Namun meski demikian, produsen mobil listrik China, Xpeng menyadari persaingan kendaraan listrik saat ini akan kian ketat.

Melansir Reuters, 17 Maret, Xpeng akhirnya mengumumkan rencana untuk meluncurkan merek yang lebih terjangkau. Ini menandakan langkah mereka memasuki segmen pasar yang sangat kompetitif.

Menurut Chairman dan CEO Xpeng He Xiaopeng, model dari merek baru ini akan dibanderol antara 100.000 yuan hingga 150.000 yuan atau setara Rp220 juta- Rp330 juta dan akan diluncurkan dalam waktu satu bulan ke depan. Informasi tersebut disampaikan He melalui akun WeChat resmi perusahaan setelah menghadiri sebuah acara industri di Beijing.

Sebagai perbandingan, saat ini para produsen mobil listrik premium umumnya mematok harga jual mobil mereka pada kisaran 200.000-300.000 yuan atau RP440 juta-661 juta).

Diketahui, sejak awal tahun persaingan di pasar kendaraan listrik China semakin memanas. Para pemain utama berlomba-lomba untuk menurunkan harga, dari Tesla juga BYD sebagai pemimpin pasar.

Xpeng menyatakan akan secara bertahap memperkenalkan model-model baru di bawah merek tersebut, yang belum mereka beri nama. Disebutkan juga setiap model akan memiliki tingkat kemampuan mengemudi cerdas yang berbeda. Xpeng mengeklaim merek baru ini bertujuan menciptakan "mobil pertama dengan bantuan AI untuk anak muda".