Bagikan:

JAKARTA - Di tengah kondisi pasar yang mengalami penurunan akibat inflasi dan suku bunga yang melonjak dan berpengaruh pada penjualan kendaraan listrik (EV), Hyundai maupun Kia justru mendapat permintaan tinggi untuk segmen tersebut.

Jose Munoz, selaku Chief Operating Officer Hyundai Global, mengatakan pihaknya memperoleh penjualan EV hingga meningkat dua kali lipat dari pencapaian tahun lalu dan masih optimis terhadap mobil baterai listrik.

“Investasi kami pada pembangkit listrik baterai di Savannah, Georgia, terus berlanjut. Jadi kami berusaha semaksimal mungkin agar siap pada Oktober tahun depan,” kata Munoz dikutip dari Reuters, Sabtu, 18 November.

Hasil positif ini juga diikuti oleh perusahaan saudaranya, Kia. Merek tersebut masih meraih hasil yang baik di tengah lambatnya perkembangan pasar, bahkan perusahaan berniat berekspansi untuk mendorong pertumbuhan kendaraan listrik.

“Semua hal dianggap sama. Seperti yang mereka katakan di bidang ekonomi, kami akan terus tumbuh dalam volume, dan sisi kendaraan listrik (EV) akan melakukan sebagian besar pertumbuhan,” ujar Steven Center, sebagai Chief Operating Officer Kia Amerika.

Sementara itu, pabrikan besar lainnya seperti Tesla hingga Ford harus menunda pembangunan pabrik karena terkena dampak dari kondisi pasar saat ini. Inflasi dan suku bunga yang meningkat mempengaruhi biaya pembelian kendaraan.

Hal ini juga ditambah dengan para pembuat kendaraan listrik sedang menghadapi hambatan rantai pasokan dan tekanan harga dari Tesla, yang menyebabkan penurunan harga kendaraan listrik tahun ini.

Harga rata-rata kendaraan listrik terbaru yang terbayarkan di AS turun menjadi lebih dari 50.000 dolar AS pada bulan September, yang sebelumnya mencapai lebih dari 60.000 dolar AS pada bulan Januari lalu.