JAKARTA - Mazda, produsen otomotif yang tidak ingin tertinggal dalam tren elektrifikasi global, berencana meluncurkan mobil plug-in hybrid (PHEV) di China pada awal 2025 untuk meningkatkan penjualannya.
Dalam usahanya menghadirkan kendaraan ramah lingkungan, Mazda akan bekerja sama dengan mitra lokal, Changan Automobile, untuk mengembangkan mobil tersebut.
Dilansir dari Nikkei Asia, Selasa, 31 Oktober, langkah ini dipicu oleh permintaan yang meningkat untuk kendaraan ramah lingkungan di pasar China, di mana mobil PHEV semakin populer sebagai alternatif yang menarik bagi konsumen yang belum siap beralih ke kendaraan listrik sepenuhnya (EV).
Masahiro Moro, CEO Mazda, mengungkapkan bahwa sekitar 70% penjualan mobil baru di Tiongkok saat ini adalah mobil PHEV. Untuk memperluas jangkauan pasarnya di China, Mazda juga telah melakukan kemitraan dengan FAW Group untuk membentuk perusahaan patungan. Melalui kerja sama ini, Mazda berharap dapat memperluas jaringan penjualannya di negara tersebut.
“Kesan saya adalah 70% penjualan mobil baru di Tiongkok adalah plug-in,” kata Masahiro Moro, selaku CEO Mazda.
Selain fokus pada pasar China, Mazda juga menggarap pasar elektrifikasi di berbagai negara lain. Di Amerika Serikat, Mazda berencana untuk memperkenalkan model PHEV dan hybrid baru, termasuk CX-70 PHEV dan CX-50 Hybrid, sebagai bagian dari upayanya untuk memperluas portofolio kendaraan ramah lingkungan.
BACA JUGA:
Di Indonesia, PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) telah sukses meluncurkan model CX-60, SUV premium pertama yang dibekali dengan teknologi mild-hybrid dan mesin e-Skyactiv-G turbocharged.
Dengan fitur-fitur canggih dan performa yang tangguh, Mazda CX-60 ditawarkan dalam dua varian, yaitu Kuro Edition dan Elite Edition, dengan harga sekitar Rp1,18 miliar On The Road Jakarta.