Bagikan:

JAKARTA - Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo (Bamsoet) membuka Diklat Rescue Journey Angkatan ke-2 tahun 2023.

Diklat ini diikuti 140 peserta dari berbagai komunitas otomotif. Diselenggarakan atas kerjasama IMI bersama Ride Safety Culture Education Journey (RESCUE), INAnews, 645 Magazine, Tekiro Handtools, serta Mayapada Hospital, serta berbagai elemen organisasi pendukung lainnya.

"Kegiatan pembekalan rescue dan pelatihan safety riding ini sangat urgent dan krusial, mengingat jumlah kuantitas dan tingkat fatalitas kecelakaan lalu lintas di Indonesia cukup tinggi. Sebagai gambaran, BPS mencatat angka kecelakaan lalu lintas pada tahun 2021 mencapai 103.645 kasus, dan menyebabkan 25.266 korban meninggal. Kemudian pada periode Januari 2022 hingga September 2022 lalu, Korlantas Polri mencatat sebanyak 94.617 kasus kecelakaan lalu lintas terjadi di jalan raya," ujar Bamsoet saat membuka Diklat Rescue Journey Angkatan ke-2 tahun 2023 di Jakarta, Minggu, 1 Oktober.

Hadir antara lain Media dan Komunikas IMI Pusat Dwi Nugroho, Ketua IMI DKI Jakarta Anondo Eko, Ketua Dewan Penasihat motor Besar Indonesia Basrizal Koto dan Ketua Umum Motor besar Indonesia Rio Castello.

Bamsoet menjelaskan, pada beberapa momen libur panjang, khususnya pada perayaan hari besar keagamaan, jumlah kecelakaan lalu lintas juga meningkat secara signifikan. Misalnya pada saat Operasi Lilin dalam rangka perayaan Natal 2022, jumlah kecelakaan lalu lintas naik 11 persen dari tahun sebelumnya. Kemudian pada saat arus mudik lebaran 2023, tercatat sebanyak 1.457 kasus kecelakaan yang menyebabkan 189 korban tewas.

"Sebagian besar atau sekitar 61 persen kecelakaan di jalan disebabkan oleh faktor manusia, khususnya pengendara roda dua. Menurut data Korlantas Polri, dari total kasus kecelakaan lalu lintas, sebanyak 70 persen diantaranya melibatkan kendaraan roda dua. Ini berbanding lurus dengan fakta, bahwa hingga Juli 2023, jumlah kepemilikan kendaraan roda dua mencapai 130,5 juta unit, atau sekitar 83,45 persen dari total kepemilikan kendaraan pribadi di Indonesia," kata Bamsoet.

Bamsoet juga menerangkan, dibandingkan dengan negara lain, saat ini Indonesia menempati peringkat ke-19 dalam angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas, dengan rasio angka kematian sebesar 11 per 100.000 penduduk. Dalam aspek fatalitas korban kecelakaan, sebagian besar kecacatan atau kematian korban kecelakaan, disebabkan oleh keterlambatan atau kesalahan dalam memberikan pertolongan.

"Menjadi keprihatinan kita bersama, bahwa masih banyak pengendara yang belum memahami beberapa pengetahuan dasar dalam memberikan pertolongan pada korban kecelakaan. Misalnya mengendalikan atau menghentikan pendarahan, membebaskan jalan pernafasan, mengevakuasi korban ke tempat yang aman, dan lain-lain. Disinilah pentingnya penyelenggaraan pembekalan dan pelatihan pada hari ini yang menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya," pungkas Bamsoet.