Bagikan:

JAKARTA- Komite Pemilihan Transportasi Inggris telah merilis laporan terbaru yang menyatakan bahwa teknologi mobil otonom atau self-driving car (SDV) berpotensi memperburuk kemacetan, menciptakan bahaya baru bagi pengemudi terutama ketika harus mengambil alih kendali kendaraan dalam situasi yang sulit, dan menimbulkan risiko keamanan siber akibat kemampuan terhubung di kendaraan.

Dalam laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Komite Pemilihan Transportasi Parlemen, mereka menyerukan langkah-langkah konkret untuk memastikan bahwa langkah-langkah menuju kendaraan otonom di masa depan aman dan tidak menimbulkan bahaya tambahan.

“Penerapan SDV secara luas menghadapi berbagai kendala, termasuk kepercayaan masyarakat terhadap keselamatan, keamanan, dan potensi dampak buruknya terhadap pengguna jalan lainnya,” ungkap Iain Stewart, Ketua Komite Pemilihan Transportasi Inggris, di laman resminya, 15 September.

4
Pengemudi mobil otonom dibolehkan secara hukum Inggris melepaskan tangan mereka dari kemudi di jalan raya selama mereka tetap mengawasi jalan. (Dok. Ford)

Dia pun menambahkan, jika pemerintah ingin memenuhi ambisinya untuk menerapkan kendaraan tanpa pengemudi, permasalahan rumit ini perlu diatasi. Dia yakin pemerintah harus mengambil pendekatan yang hati-hati dan bertahap, karena teknologi SDV baru diperkenalkan pada tahap awal, belum dalam konteks yang jelas, jika tidak akan menghadapi risiko konsekuensi yang tidak diinginkan.

Sementara komite mengakui berbagai potensi penggunaan teknologi mobil otonom, termasuk pada truk besar, bus, taksi, dan mobil pribadi ini gagal memenuhi banyak prediksi yang dibuat oleh para pendukungnya, justru menghasilkan sikap skeptis.

Laporan tersebut juga menyatakan bahwa harapan kendaraan otonom itu berlebihan. Kendaraan otonom yang dapat beroperasi di mana saja dan kapan saja masih bersifat hipotetis, tetapi dalam bentuk yang lebih terbatas, bisa saja dapat menjadi kenyataan.

Selain itu, komite mencatat bahwa seiring berjalannya waktu, ketergantungan pada teknologi self-driving berarti pengemudi mungkin menjadi kurang terlatih dan terampil. Oleh karena itu, mereka mendesak pemerintah untuk mengatur perubahan dalam ujian berkendara dan strategi untuk memastikan pengemudi memahami teknologi self-driving dan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mengambil alih kendaraan dalam berbagai situasi.

Laporan tersebut juga menggarisbawahi bahwa kendaraan otonom akan bergantung pada jalan yang terawat dengan baik, sistem rambu-rambu lalu lintas yang memadai, konektivitas nasional, dan informasi jalan digital yang terbaru. Namun, banyak persiapan ini terisolasi dan terpisah dari perencanaan yang lebih luas.

Meskipun laporan tersebut menyoroti berbagai tantangan, komite juga mengakui, Inggris sudah lebih dulu mengembangkan visi SDV yang merupakan "kisah sukses Inggris".

Diketahui, Inggris menjadi negara pertama di Eropa yang mengizinkan teknologi mengemudi tanpa menggunakan tangan ini namun pemerintah harus segera membuat regulasi seperti yang dijanjikan. Kegagalan melakukannya akan mengakibatkan kerusakan signifikan dan berkelanjutan, baik bagi industri kendaraan otonom Inggris maupun reputasi negara ini sebagai pelopor.