JAKARTA - Terlepas dari beragam kendaraan listrik diluncurkan dengan spesifikasi mumpuni akhir-akhir ini, hasil survei S&P Global Mobility terbaru (19 Mei 2023) justru menyatakan pada tahun 2022 minat konsumen memiliki kendaraan listrik menurun dari tahun sebelumnya. Hanya 6 dari 10 orang yang disurvei menyatakan minat untuk membeli EV pada tahun 2022, padahal di 2021 peminatnya itu ada 8 dari setiap 10 orang.
Penurunan minat konsumen itu disebut karena dua faktor dari jangkauan jarak tempuh EV yang belum maksimal dan ketidaksiapan infrastruktur pendukungnya.
Sebaliknya, dilansir Carbuzz, 27 Mei, CEO Ford Jim Farley berbicara di acara Hari Pasar Modal perusahaan awal pekan, menyatakan akan melakukan apa saja untuk menjaga ukuran baterai tetap kecil demi menurunkan biaya produksi.
Menurut Farley, perang kapasitas baterai EV tidak akan menjadi perang dapur pacu baru. Farley juga tidak memahami ketertarikan orang dengan paket baterai besar dan kemampuan jarak tempuh kendaraan yang sangat jauh.
BACA JUGA:
Namun omongan Farley ini justru bertolak belakang dengan apa yang dilakukan Ford saat ini yang tak lama lagi meluncurkan SUV listrik tiga baris yang dijanjikan memiliki jarak 350 mil (563 km), tetapi yang jelas perusahaannya tidak akan mengejar jarak lebih dari 500 mil (800 km). Omongan Farley ini seperti menyindir General Motors, yang telah membangun salah satu EV terbesar, terberat, dan paling tidak efisien di pasar.
"Semua memberi pengumuman, saya dengar jarak kendaraannya bisa 450 mil bisa 500 mil, nah ada satu lagi hari ini tentang crossover tiga baris yang menjadi listrik dan punya baterai sangat besar. Jika Anda memiliki baterai semacam itu, perusahaan Anda tidak akan menghasilkan uang,” pungkas Farley.