Bagikan:

JAKARTA - Menurut CEO Ferrari, Benedetto Vigna, perusahaan mobil asal Italia tersebut tidak memiliki banyak rencana mengubah arah tujuan perusahaan ke depan dan berbeda dengan pabrikan lain.

Dalam konferensi "Future of the Car" yang diadakan oleh Financial Times, Vigna membahas tentang arah yang akan diambil oleh merek legendaris tersebut dalam beberapa tahun ke depan, termasuk bagaimana Ferrari merespons otomatisasi dan jalan perusahaan mencapai netral karbon pada tahun 2030.

"Dalam kabin semua mobil nanti ada empat jenis perangkat lunak, yaitu performa, kenyamanan,  hiburan, dan perangkat lunak otonom. Yang terakhir, kami tidak peduli,” ucapnya dikutip dari Businessinsider, 9 Mei.

Tidak mengherankan Ferrari tidak tertarik untuk menyematkan teknologi otonom pada mobil masa depan mereka mengingat ciri brand sejak didirikan fokus menawarkan performa dan daya tarik tinggi berkemudi dengan mobilnya.

Meskipun banyak penggemar otomotif menilai beberapa model Ferrari mungkin saja lebih menjual jika ditambah teknologi semi-otonom. Namun sepertinya Ferrari tidak ingin terlibat dengan teknologi tersebut. 

Sebelumnya, Vigna yang menjadi bos Ferrari sejak September 2021,  telah menegaskan tahun 2022 perusahaannya tidak akan pernah membuat kendaraan otonom.

Sikap Ferrari terhadap EV dengan teknologi otonom ini jelas bentrok dengan strategi perusahaan lain seperti Ford, Tesla, dan baru-baru ini Porsche yang juga tertarik mengembangkan dengan bekerjasama dengan Mobileye.

“Kami tetap fokus pada eksklusivitas produk bahkan saat nanti pindah ke kendaraan EV. Dengan itu, perusahaan hanya memproduksi mobil terbatas sedikit daripada permintaan,” pungkasnya.