Bagikan:

JAKARTA - Baru-baru ini, setelah lebih satu tahun negara di Eropa melonggarkan pembatasan sosial, laporan ban mobil yang mengalami keretakan jumlahnya meningkat signifikan, khususnya di Inggris. Ban dengan kondisi demikian berpotensi membahayakan pengendaranya. 

“Saya membeli Alfa Romeo pada Oktober 2018 dengan jarak tempuhnya 34.000 mil dan bulan berikutnya memasang ban Pirelli P7. Pada bulan Oktober 2021, ketika mobil saya menjalani tes MOT (Ministry of Transport test) dengan jarak tempuh 45.326 mil saya menerima pemberitahuan jika keempat ban rusak ringan, retak atau karetnya rusak,” ujar Allan Parker, pengguna Alfa Romeo, dilansir Autocar, Jumat, 14 April.

Banyak bengkel ban menyalahkan penyebab keretakan ini karena pandemi. Merebaknya Covid pada awal tahun 2020 dan larangan bepergian dan pembatasan sosial menyebabkan kendaraan diparkir secara massal, seringkali selama beberapa minggu.

Pasalnya, ban modern mengandung lilin dan bahan kimia untuk melindunginya dari efek sinar ultraviolet yang merusak dan suhu ekstrem, dan saat kendaraan dikemudikan, zat ini bermigrasi ke permukaan ban untuk menjaga kelenturan karet.

Nah, dengan kendaraan ini dibiarkan tidak digunakan, bahan kimia pelindung di dinding samping ban tidak berfungsi, membuat mereka rentan retak dan rusak pada bagian samping. 

Masalah keretakan ban ini dimuat Autocar setelah bengkel Kwik Fit, salah satu perusahaan besar memiliki angka untuk mendukung klaimnya bahwa ban mengalami dampak pasca Covid.

“Dibandingkan dengan tahun 2018, proporsi ban yang kami periksa pada tahun 2021 menunjukkan keretakan dini dan meningkat lebih dari 50% dan pada tahun 2022 melonjak hingga hampir dua kali lipat angka tahun 2018,” ujar seorang juru bicara perusahaan.

Dia pun melanjutkan jika bengkelnya juga baru menyadari ini ketika menemukan tanda-tanda retak di dinding samping ban meningkat secara signifikan.

“Keretakan dini pada ban biasanya akibat dari penggunaan yang kurang, tampaknya pandemi telah menjadi faktor, dengan banyak mobil yang digunakan sangat sedikit selama berbulan-bulan, lalu ketika digunakan secara reguler baru jelas bedanya ban jadi mudah retak,” jelasnya.

Autocar melaporkan bahwa banyak pengemudi tidak menyadari bahwa ban mereka mengalami keretakan. Keretakan pada ban dapat menyebabkan bahaya bagi pengemudi dan penumpang, karena bisa menyebabkan kecelakaan fatal. Karena itu, penting bagi para pengemudi untuk memeriksa kondisi ban secara berkala dan segera mengganti jika ditemukan retakan atau kerusakan lainnya.