Bagikan:

JAKARTA - Real Madrid menghabiskan beberapa tahun untuk mencari penyerang yang bisa menggantikan Karim Benzema di lini serang. Bukan untuk satu dua musim saja, melainkan sebagai pengganti jangka panjang pemain Prancis itu.

Mariano Diaz dan Luka Jovic telah dijadikan ban serep Benzema dalam beberapa musim terakhir. Tetapi, Los Blancos sebelumnya pernah memantau sejumlah pemain No.9, seperti Edinson Cavani dan Mauro Icardi.

Icardi masuk radar Real Madrid pada jendela transfer Januari 2017 dan 2018, ketika Los Blancos mempelajari kemungkinan mengajukan tawaran untuk striker Inter Milan, saat itu.

Pemain Argentina itu berada dalam performa terbaik dalam kariernya pada musim 2016/17 dan 2017/18, ketika ia mencetak 26 dan 29 gol di semua kompetisi untuk Nerazzurri pada masing-masing musim tersebut.

Namun, sejak itu, segalanya berubah. Icardi meninggalkan Inter lantaran memiliki masalah dengan klub dan pindah ke Paris Saint-Germain pada 2019. Awalnya dengan status pinjaman sebelum bergabung secara permanen.

Meskipun PSG menggelontorkan uang tidak sedikit, yakni 50 juta euro untuk pemain berusia 28 tahun itu, Icardi harus berjuang keras untuk mempertahankan tempat reguler di starting line-up PSG.

Sang striker hanya mencetak tujuh gol dalam 23 penampilan musim lalu. Cukup mengecewakan.

Saat dia menonjol di San Siro bersama Inter, Real Madrid memantau situasinya dan memutuskan untuk tidak mengontrak Icardi. Alasannya, Los Blancos mencium bakal ada masalah dari orang-orang di sekitar Icardi.

"Kami tidak bisa merekrut pemain itu dan itu bukan salah dia," kata suara dari kantor Estadio Santiago Bernabeu setelah menonton istri Icardi, Wanda Nara, berpartisipasi dalam acara TV Italia.

Beberapa tahun kemudian, sepertinya Real Madrid membuat keputusan yang tepat karena Icardi dan Nara kembali memicu kontroversi.

Icardi melewatkan beberapa sesi latihan PSG untuk mengunjungi Nara di Milan setelah sang istri yang juga agennya itu mengetahui bahwa penyerang Argentina berselingkuh.