Bagikan:

JAKARTA - Atletico Madrid kembali mengukir nama Diego Simeone ke dalam buku rekor mereka. Hal ini terjadi saat Los Colchoneros mengalahkan Levante pada  Rabu, 24 Juni dini hari.

Kemenangan vital dalam pengejaran tiket kualifikasi Liga Champions merupakan tonggak penting bagi pelatih kepala ikonis Simeone di La Liga.

Kemenangan 1-0 yang tercipta berkat gol bunuh diri Bruno Gonzales adalah yang ke-194 bagi Simeone di liga sebagai bos Atleti. Pencapaian ini menyamai rekor yang dipegang Luis Aragones.

Setelah tiga kemenangan berturut-turut pasca-mulainya kembali sepak bola di Spanyol, pelatih yang memenangkan gelar 2013-14 mencapai total 319 pertandingan La Liga.

Aragones - pencetak gol terbanyak klub sebagai pemain - menjalani empat periode berbeda sebagai pelatih Atleti. Ia memenangkan La Liga pada 1976-77, tetapi membutuhkan 407 pertandingan untuk mencatat 194 kemenangan di La Liga.

Simeone memiliki kesempatan untuk melampaui catatan Aragones saat timnya menjamu Deportivo Alaves pada Sabtu.

Di sisi lain, Simeone berharap Marcos Llorente dapat terus mempertahankan standar tinggi dalam permainannya. Ia kembali  memainkan peran utama dalam kemenangan atas Levante.

Llorente ditandatangani dari rival mereka Real Madrid sebagai gelandang bertahan. Namun sejak paruh kedua musim 2019-2020, ia telah beradaptasi dengan peran yang lebih ke depan.

Pemain berusia 25 tahun itu mencetak dua gol dalam kemenangan Liga Champions yang menakjubkan di Liverpool. Ia bahkan tampil cemerlang sejak La Liga kembali beraksi di tengah pandemi COVID-19.

Dalam laga kontra Levante, Llorente menjadi otak utama terciptanya gol bunuh diri tim tamu. Kemenangan ini merupakan yang ketiga beruntun sekaligus membawa Atleti ke posisi ketiga klasemen.

"Fakta-faktanya berbicara sendiri," kata Simeone. "Tidak perlu memuji [Llorente] ketika Anda bisa menyaksikan gerakan, sikap, tekanannya dan melihat apa yang terjadi padanya.

"Semoga dia dapat mempertahankan konsistensi ini, karena dia banyak bekerja. Dia banyak menderita karena dia bermain sedikit sejak dia tiba.

"Setelah melihat bagaimana dia bekerja dalam latihan, kami mencoba untuk membuatnya lebih jauh dari pertandingan Liverpool dan kami menemukan karakteristik yang berbeda dari karakteristik [pemain depan] Correa, Joao [Felix], [Diego] Costa dan [Alvaro] Morata.

"Dia menjadi pemain penting tambahan di tim."