Bagikan:

JAKARTA - Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Marciano Norman mengatakan, pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020 di tengah pandemi COVID-19 menjadi rujukan dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua pada Oktober mendatang.

Hal ini disampaika Marciano menanggapi kemungkinan mundurnya pelaksanaan gelaran PON tahun setelah kasus pandemi COVID-19 di tanah air semakin meningkat. 

"Kita melihat Olimpiade Tokyo dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat sehingga Olimpiade Tokyo pelaksanaannya aka jadi rujukan PON di Papua," kata Marciano dalam konferensi pers secara daring yang digelar usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa, 13 Juli.

Lagipula, dia meyakini angka penularan COVID-19 akan menurun ketika PON digelar karena pemerintah saat ini terus melakukan berbagai upaya, termasuk melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat maupun Mikro. Sehingga, kebijakan ini diharap dapat menekan angka kasus aktif.

"Kita patuhi protokol kesehatan agar PON yang digelar pada 2 Oktober hingga 15 oktober nanti sesuai rencana," tegas Marciano.

Senada, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali juga menegaskan pelaksanaan gelaran olahraga nasional ini tak akan diundur. Mengingat, event ini sudah tertunda sejak 2020 lalu.

"Sementara penyelenggara berikutnya sudah ada yaitu Aceh dan Sumatera Utara. Tentu ini akan berpengaruh ke persiapan selanjutnya," ungkap Amali dalam kesempatan yang sama.

"Jadi kita belum berpikir (menunda, red), kita sepakat situasi COVID-19 ini jadi perhatian kita tentu segala daya dan upaya kita kerahkan untuk mengatasi COVID," imbuhnya.

Lagipula, pemerintah telah melakukan perhitungan matang terkait pelaksanaan kegiatan ini. Sehingga, Presiden Jokowi tetap meminta PON di Papua tetap dilaksanakan.

"Presiden memutuskan untuk tetap lanjut karena dari laporan yang disampaikan menteri, gubernur, dan Ketua Umum KONI Pusat kita memang bisa jalan," kata Amali.

"Kecuali kalau suatu saat nanti ada situasi yang lebih dari kita perkirakan sebelumnya tentu pemerintah akan mengambil keputusan dan keputusannya ada di tangan Bapak Presiden dan kami melaksanakan tugas sesuai tugas kami masing-masing," imbuh politikus Partai Golkar ini.

Diberitakan sebelumnya, rencananya PON akan digelar pada 2 Oktober hingga 15 Oktober. Sementara Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) akan digelar sebulan setelahnya atau sejak 2 November hingga 15 November.

Pelaksanaan PON dilakukan di empat daerah di Papua yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke. Ada 37 cabang olahraga yang akan dipertandingkan dengan total atlet mencapai 6.400 orang dan 3.500 official.

Sementara untuk Peparnas hanya dilakukan di dua wilayah yaitu Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Ada 12 cabang olahraga yang dipertandingkan dan diikuti 1.935 atlet dan 740 official.