JAKARTA - Tahun 2015, pemain Senegal Edouard Mendy berada di Le Havre, Prancis utara. Dia putus asa karena tak kunjung menemukan klub profesional. Enam tahun berlalu, kini Mendy menjadi penjaga gawang Afrika pertama yang memenangkan Liga Champions.
Mendy, yang mencatatkan 24 clean sheet musim ini, tampil berkelas ketika Chelsea menaklukkan Manchester City 1-0 di partai final yang digelar di Estadio do Dragao, Portugal, Minggu, 29 Mei dini hari.
Itu menjadi pencapaian puncak dari sebuah perjalanan yang penuh dengan kesulitan bagi penjaga gawang berusia 29 tahun.
👇#UCLfinal https://t.co/dVh4sex9ww pic.twitter.com/0AE6UImdQB
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) May 29, 2021
Lahir di dekat Le Havre, ia menjadi penjaga gawang pada usia 10 tahun di lingkungannya dan dengan cepat ditemukan oleh HAC Academy.
"Dia memiliki bakat khusus, daya ledak, karakter yang memungkinkan dia untuk memiliki kehadiran tertentu di gawang tetapi juga dalam sikap bahkan sebagai anak yang bijaksana,” kata Michel Courel, mantan pelatihnya di Akademi HAC dilansir dari africanews.com, Minggu, 30 Mei.
“Dia sangat rajin. dan sangat serius dan merupakan anak yang sangat termotivasi," tambahnya.
Mendy telah menjadi pemain kunci dalam skuat Chelsea musim ini, dengan 16 clean sheet dalam 31 pertandingan Liga Premier.
Penjaga gawang Senegal itu benar-benar bersinar di Liga Champions. Dia memastikan tidak ada tembakan yang melewatinya dalam 8 dari 11 pertandingan Eropa.
Mendy mengikuti jejak kiper Senegal, Bruce Grobbelaar yang memenangkan trofi paling bergengsi di Benua Biru saat dia memebawa Liverpool berjaya pada 1984. Saat itu, kompetisi ini masih bernama Piala Champions.
Perjalanan Panjang Mendy
Mendy sesungguhnya bukan penjaga gawang pilihan pertama di HAC Academy. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya di bangku cadangan dan dia berjuang untuk menemukan klub lain. Berulang kali dikecewakan oleh agen yang tidak dapat menemukan Mendy tim baru di Prancis atau di divisi ketiga Inggris, seperti yang dijanjikan.
Panggilan telepon yang mengubah segalanya datang pada 2015 ketika dia ditawari uji coba di Marseille untuk menjadi kiper pilihan keempat tim selatan. Pacarnya yang sedang hamil tinggal di Le Havre.
"Ketika saya turun ke sana, itu adalah kasus di mana saya mutlak memberikan segalanya untuk mendapatkan kesempatan bergabung dengan klub itu," kata Mendy.
BACA JUGA:
Meskipun dia bukan pilihan pertama di Marseille, kariernya kembali naik dan berjalan. Dia pindah ke Reims di divisi dua Prancis pada 2016 dan kemudian ke Rennes pada 2019.
Setelah satu musim, dia telah melakukan cukup banyak hal untuk meyakinkan direktur teknik Chelsea, Petr Cech untuk membawanya ke Inggris.
"Sekarang terserah aku untuk membalas ketertarikan mereka padaku," lanjut Mendy.
Tidak menentunya penampilan Kepa Arrizabalaga. Kehadiran Mendy di bawah mistar Chelsea membuat para bek The Blues tampil lebih nyaman.
Buktinya, Manchester City dibuat tak berkutik ketika pasukan Thomas Tuchel berhasil menyabet trofi Liga Champions kedua mereka sepanjang sejarah.