Pemain Liga Premier Sewa Perusahaan untuk Kelola Medsos Mereka, Bayar Rp80,6 Juta per Bulan
Phil Foden (Twitter @philfoden)

Bagikan:

JAKARTA - Bintang Manchester City Phil Foden mengalami peristiwa memalukan. Perusahaan media sosial yang disewanya menerbitkan kicauan kontroversial yang berakibat fatal.

Pasukan Etihad mengalahkan Borussia Dortmund 4-2 secara agregat di perempat final Liga Champions. Foden menjadi bintang di kedua pertandingan

Sementara itu di pertandingan lain, Paris Saint-Germain sukses menyingkirkan raksasa Bundesliga Bayern Munich dengan keunggulan agregat mencetak gol di kandang lawan, dengan skor 3-3.

Kedua klub dipastikan bertemu di semifinal. Beberapa saat setelah peluit tanda pertandingan usai di kandang Bayern pada hari Rabu, sebuah kicauan dikirim dari akun Twitter Foden kepada hampir 500 ribu pengikutnya.

Bunyinya: "@KMbappe apakah kamu siap? Dengan emoji jabat tangan." 

Pemain tim nasional Inggris dan perwakilannya kecewa dengan tindakan tersebut. Dia pun memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan Ten Toes Media, perusahaan yang mengontrol media sosialnya, menurut Telegraph.

Foden bukan satu-satunya pemain yang menyewa perusahaan media olahraga untuk mengontrol akun Twitter-nya.

Menurut Daily Mail, seluruh bintang Liga Premier memiliki kesepakatan serupa dan membayar hingga 4 ribu poundsterling (Rp80,6 juta) per bulan untuk layanan mereka.

Dilaporkan, beberapa pemain sama sekali tidak berinteraksi dengan saluran media sosial mereka.

Jumlah yang dibayarkan ditentukan oleh tingkat layanan, yang dapat mencakup berbagai platform seperti Instagram dan TikTok.

Joe Hart adalah pemain lain yang harus mengeluarkan permintaan maaf dalam beberapa minggu terakhir setelah kesalahan yang dilakukan saluran media sosialnya.

Setelah Tottenham tersingkir dari Liga Europa oleh Dinamo Zagreb, mantan kiper Manchester City itu memposting di Instagram story-nya yang menunjukkan hasil pertandingan tersebut dengan judul: "Tugas selesai."

Gary Neville membuka suara terkait masalah ini. Menggunakan akun Twitter pribadinya, dia menyampaikan kekhawatirannya.

“Pikiran independen dan keaslianmu dipertaruhkan. Itu suaramu, bukan suara orang lain,” kata Neville.