JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir, membeberkan target masa depan Timnas Indonesia. Hal ini diungkapkannya berdasarkan Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB).
Erick Thohir mengatakan bahwa target yang dibuat dikaitkan dengan PDB mengingat dukungan sumber daya manusia yang ada dan kegilaan masyarakat Indonesia akan sepak bola.
Piala Dunia 2026 dibidik menjadi target awal tonggak kebangkitan skuad Merah-Putih. Timnas Indonesia diharapkan jadi salah satu wakil Asia yang berlaga di pesta sepak bola dunia tersebut.
Pada Piala Dunia yang akan berlangsung kurang dari dua tahun lagi, Asia mendapat jatah 8,5. Delapan negara akan lolos, sementara satu negara akan diadu dalam babak playoff interkontinental.
Dari skema tersebut, Erick Thohir menargetkan Timnas Indonesia bisa berada di zona babak playoff interkontinental. Selain itu, ia berharap jika mampu menembus target, Indonesia mestinya bisa berada di 10 besar negara zona Asia.
BACA JUGA:
"Indonesia seharusnya berada di jajaran sembilan besar Asia, dengan populasi dan gairah kami akan sepak bola dari seluruh orang Indonesia. Namun, tentu itu butuh waktu," ucap Erick dalam wawancara di Reuters dikutip Selasa, 24 Desember 2024.
Sementara dalam target jangka panjang, Erick berharap Timnas Indonesia bisa berada di jajaran 50 besar pada 2045 seiring dengan PDB yang diperkirakan melonjak tinggi dibanding saat ini.
"Kami ingin berada di 50 dunia pada 2045 karena pada saat itu PDB per kapita kami akan berada di sekitar 27-30 ribu US dolar (atau sekitar Rp437,7-486,4 juta)."
"Ini (Indonesia) adalah negara yang besar. Jadi, pada saat itu kualitas sepak bolanya akan meningkat," tuturnya.
Saat ini PDB per kapita Indonesia ada di sekitar 5.000 US dolar atau Rp81 juta dan Skuad Garuda sekarang menduduki peringkat 127 dunia.
Erick memiliki keyakinan ekonomi dan sepak bola Indonesia akan berjalan ke arah lebih baik secara beriringan.
"Banyak orang bilang kami adalah raksasa yang tertidur dan itulah mengapa kami harus membuat program agar menjadi lebih baik," katanya.
"Dukungan Pemerintah sangat penting, sektor swasta sangat penting, juga federasi," tutur Erick Thohir.