Bagikan:

JAKARTA - Manchester City baru saja meraih kemenangan perdana setelah tujuh laga tanpa kemenangan, enam kekalahan dan satu seri.

The Citizens menekuk Nottingham Forest 3-0 di Etihad pada Kamis, 5 Desember 2024, dini hari WIB.

Laga tersebut tak hanya menjadi awal kebangkitan pasukan Pep Guardiola, tapi juga membuka mata bahwa ada dua masalah menganga.

Memang, mereka berhasil meraup tiga poin, tapi lihat bagaimana ketergantungan Manchester City terhadap sosok Kevin De Bruyne.

Untuk kali pertama pemain asal Belgia itu dimainkan sebagai starter, sejak terakhir kali 18 September 2024.

De Bruyne mengalami cedera otot sehingga membuatnya absen beberapa lama. Semenjak pulih pada awal November 2024, dia hanya dimainkan sebagai pengganti.

Guardiola baru memercayai De Bruyne tampil sejak menit awal di laga melawan Nottingham meski tidak bermain penuh.

Kontribusinya tak main-main. Sang gelandang mengemas satu gol dan satu assist, belum ditambah sejumlah peluang yang ia kreasikan.

Hanya saja, Guardiola menepis bahwa timnya ketergantungan terhadap sosok De Bruyne. Padahal, memang demikian adanya, Manchester City lebih baik dengan kehadiran gelandang 33 tahun tersebut.

Menilik cara Guardiola membatasi menit bermain De Bruyne, seharusnya sang pelatih tak perlu malu untuk mengakui perihal ketergantungan tersebut.

Toh, fakta sudah terlihat ketika Guardiola memainkan De Bruyne secara perlahan setelah enam minggu absen. Dia ingin kaptennya itu pulih benar agar performa Manchester City juga meningkat.

Pada laga melawan Nottingham, Guardiola juga menarik De Bruyne pada menit ke-76 demi bisa bugar untuk menghadapi Crystal Palace pada Sabtu, 7 Desember 2024, dan Juventus di Liga Champions pada 12 Desember 2024.

Selain ketergantungan terhadap peran De Bruyne, Manchester City juga masih berpangku kepada gol-gol Erling Haaland.

Masalahnya, saat sang striker buntu, tak ada pemain lain yang menggantikan perannya sebagai predator.

Partai kontra Nottingham pun membuka fakta bahwa The Citizens perlu punya opsi mencetak gol dari pemain lain.

Bernardo Silva kembali mencetak gol sejak Community Shield melawan Manchester United pada Agustus 2024.

Haaland juga cuma memberi assist untuk gol Jeremy Doku. Alternatif itulah yang sebetulnya dibutuhkan Manchester City.

Tinggal bagaimana ke depan mereka bisa konsisten dengan alternatif tersebut, sembari mencari solusi lain dalam bentuk sosok pengganti peran De Bruyne yang sepadan.

Masalah lainnya yang sangat terlihat ialah pertahanan. Hal itu mesti segera diatasi Guardiola.

Soalnya, Nottingham bisa melakukan 12 tembakan dan seharunya bisa mencetak gol setidaknya satu kali.

Ada peluang emas dari Chris Wood untuk menyamakan kedudukan menjadi 1-1 di pertengahan babak pertama, tetapi gagal menyelesaikannya.

Kelemahan pertahanan yang menjadi ciri khas dari rentetan bencana The Citizens belum sepenuhnya pulih.

Menjelang laga kontra Palace dan Juventus, situasinya tampak makin buruk karena Manuel Akanji dan Nathan Ake sama-sama terpaksa keluar lapangan karena cedera di laga melawan Nottingham.

"Masalah terus berlanjut dengan Manu (Akanji) dan Nathan. Saya sedih untuk Nathan. Manu, kita lihat saja nanti. Mungkin bukan Selhurst Park, tetapi Turin."

"Nathan saya kira akan lebih lama. Kami bermain bagus. Kami masih kehilangan beberapa hal mudah dan kehilangan beberapa umpan."

"Itu lebih baik daripada (kekalahan dari) Liverpool dan Bournemouth, tetapi cukup mirip dengan pertandingan lain yang tidak kami menangi. Lami membuktikan betapa hebatnya sekelompok pemain yang kami miliki," tutur Guardiola.

Krisis pemain ternyata menggerogoti performa Manchester City. Hasil buruk mereka dalam tujuh pertandingan beruntun kemarin dipicu dari absennya sejumlah pilar, seperti Rodri.

Kemudian, bergantian masuk ruang perawatan ialah John Stones, Phil Foden, hingga Mateo Kovacic.

Manchester City masih berjuang melawan daftar cedera yang melemahkan lini belakang dan kreativitas serangan.

Namun, setidaknya De Bruyne sudah kembali meski Guardiola menegaskan bahwa dia bukanlah jawaban untuk semua masalah.