Jose Mourinho Terganggu dengan Budaya Sepak Bola Turki

JAKARTA - Manajer Fenerbahce, Jose Mourinho, mengungkapkan bahwa dirinya terganggu oleh media lokal Turki meski membawa tim tampil bagus sepanjang awal musim ini.

Tim asuhan Mourinho berada di posisi kedua klasemen Liga Super Turki (Super Lig) 2024/2025 dan telah memenangi lima pertandingan berturut-turut terakhir, termasuk kemenangan kandang 3-1 atas Gaziantep pada Selasa, 3 Desember 2024, dini hari WIB.

Fenerbahce hanya terpaut tiga poin dari pemuncak klasemen dan rival, Galatasaray.

"Namun, mereka (media lokal) tetap saja menghujat saya. Beri saya sedikit pujian," kata Mourinho dalam konferensi pers usai laga melawan Gaziantep.

Mourinho kemudian merujuk kepada Manajer Besiktas, Giovanni van Bronckhorst, yang didepak pada Sabtu, 30 November 2024.

Padahal, manajer asal belanda itu baru direkrut pada 5 Juni 2024 atau awal musim ini.

Hasil enam laga dengan hanya satu kemenangan, empat kekalahan, dan satu seri di semua ajang diduga menjadi penyebabnya.

Kerja Van Bronckhorst yang membawa Besiktas ke peringkat kelima klasemen Super Lig musim ini dengan 22 poin dari hasil enam kemenangan, empat seri, dan tiga kekalahan pun tak cukup menyelamatkan kariernya di Turki.

Selain itu, Besiktas juga masih berpeluang lolos ke fase gugur Liga Europa 2024/2025 dengan tiga pertandingan sisa walau Van Bronckhorst membawa tim cuma bertengger di peringkat ke-22 dengan enam poin dari lima laga.

"Jangan coba-coba melakukan kepada saya apa yang telah dilakukan kepada Giovanni van Bronckhorst (di Besiktas)."

"Saya tidak tahu pelatih mana pun yang dalam tiga, empat, lima bulan dapat membuat keajaiban, dapat mengubah banyak hal."

"Bagi saya, dia (Van Bronckhorst) melakukan pekerjaan yang hebat," ujar Mourinho yang membela Van Bronckhorst.

Mourinho, yang mengambil alih Fenerbahce pada musim panas enam bulan setelah meninggalkan Roma, lebih lanjut menegaskan bahwa budaya sepak bola Turki dinilai kurang bagus.

Manajer 61 tahun menyebut klub-klub Turki menghendaki stabilitas, tapi kerap gonta-ganti pelatih di tengah jalan.

Lalu, media lokal Turki juga lebih suka memberikan tekanan terus-menerus ketimbang memberikan apresiasi terhadap pencapaian positif. Dengan kata lain, Mourinho menyebutnya tidak objektif.

Menurut Mourinho, stabilitas tidak akan tercipta kalau sering berganti manajer.

"Hasil akhir-akhir ini bukanlah yang terbaik, tetapi Anda memiliki budaya ini. Ini adalah budaya yang bertentangan dengan stabilitas."

"Klub dan pemain harus berkembang. Mereka juga membutuhkan stabilitas dalam pelatih mereka, dalam filosofi pelatih mereka."

"Jadi, beri saya sedikit waktu istirahat, biarkan saya bekerja dengan tenang. Jika tidak dalam keadaan tenang, tidak masalah, saya tetap menikmatinya," tutur manajer asal Portugal itu.

Sejatinya, tak ada perjalanan negatif yang dialami Mourinho selama menukangi Fenerbahce.

Klub berjuluk The Yellow Canaries tersebut bahkan menjadi tim paling produktif di liga dengan mencetak lebih banyak gol daripada tim lain mana pun.

Fenerbahce sudah mengemas 36 gol, unggul satu gol dari Galatasaray. Bahkan, mereka menjadi tim paling sedikit kebobolan dengan kemasukan cuma 12 gol di Super Lig.

Menariknya, raihan positif itu didapat juga saat Fenerbahce menghadapi jadwal padat, termasuk jeda internasional November 2024.

Selama periode November 2024, Mourinho meraih lima kemenangan dan satu kekalahan.

"Jadwal itu berlaku untuk setiap tim yang berada di Eropa. Saat itulah Anda harus menggunakan skuad."

"Jika Anda selalu bermain dengan pemain yang sama, mereka akan kelelahan. Anda harus memercayai skuad."

"Anda harus memberi kesempatan kepada pemain baru untuk bermain. Saya memiliki bangku cadangan yang bagus, penuh dengan pilihan."

"Dengan bangku cadangan seperti ini, seorang pelatih bahagia. Sseorang pelatih tidak takut dengan akumulasi pertandingan dalam kalender," kata Mourinho lagi.

Sementara itu, kampanye Fenerbahce di Liga Europa juga tidak buruk. Dalam lima laga yang telah dijalani, mereka meraup delapan poin dari hasil dua kemenangan, dua seri, dan satu kekalahan.

Fenerbahce pun masih punya peluang besar lolos ke fase gugur dengan tiga pertandingan tersisa.