Bagikan:

JAKARTA - Manchester City mendapat sorotan. Hasil buruk beruntun membuat Pep Guardiola menjadi sasaran.

Ejekan kepada sang pelatih hingga prediksi bahwa The Citizens bakal gagal dalam perburuan gelar Liga Inggris musim ini mengalir.

Terlebih, Manchester City baru mendapat luka dari rival mereka dalam perburuan gelar liga, Liverpool.

Saat The Citizens bertandang ke Anfield pada Minggu, 1 Desember 2024, Erling Haaland dan kolega bertekuk lutut 0-2.

Kekalahan itu memperpanjang catatan buruk Manchester City menjadi tujuh laga beruntun tanpa kemenangan, enam kekalahan dan satu hasil seri, di semua ajang.

Empat kekalahan beruntun di antaranya terjadi di Liga Inggris 2024/2025, pertama kali sejak 2008.

Guardiola sadar bahwa timnya perlu diatur ulang atau mulai dari nol lagi setelah pulang dari Anfield. Dia melihat banyak kelemahan yang menganga.

"Kami tidak memiliki kecepatan di lini tengah saat ini. Mereka (Liverpool) lebih kuat dalam duel dan Anda harus bertahan dengan bola."

"Kami tidak bagus dalam transisi sejauh 30-40 meter dibandingkan dengan mereka. Kami harus beradaptasi dan kami berhasil. Saya tidak bisa melupakan pemain mana yang saya miliki," kata Guardiola selepas laga.

Beda seperti musim-musim sebelumnya ketika Manchester City tengah berjaya dan superior. Kali ini, Guardiola benar-benar khawatir dengan timnya tidak bisa bangkit ke depan selepas melawan Liverpool.

"Sering kali kami datang ke sini (Anfield) pada masa jaya kami dan menderita, tertinggal 0-1 atau 0-2."

"Namun, kami tidak dapat bersaing dengan Liverpool (saat ini), tim yang sedang dalam masa transisi, karena mereka sangat cepat dan lebih kuat dari kami di posisi tersebut," ujar sang pelatih dilansir ESPN.

Karena itu, tekanan bertubi-tubi datang ke The Citizens. Hanya saja, semua ditanggung Guardiola demi melindungi anak asuhnya.

Pelatih asal Spanyol itu tak cuma harus membuat Manchester City bangkit, mengatur ulang sistem, tapi juga mesti kuat saat ejekan menimpanya.

Sebagaimana diketahui, suporter Liverpool mengejeknya dengan nyanyian bahwa Guardiola akan dipecat, bahkan pada laga sebelum itu.

Guardiola membalas dengan menunjukkan enam jari kepada penonton untuk memberi tahu jumlah gelar liga yang ia bawa selama di Etihad.

"Semua stadion ingin memecat saya. Itu dimulai di Brighton. Mungkin mereka benar dengan hasil yang kami dapatkan."

"Mungkin saya masih memiliki pekerjaan karena saya memenangi enam gelar Liga Inggris. Saya tidak menyangka itu di Anfield. Mereka tidak melakukannya saat skor 1-0, tetapi saat skor 2-0."

"Mungkin mereka seharusnya menyanyikannya di masa lalu. Saya tidak menyangka itu dari orang-orang dari Liverpool."

"Namun, tidak apa-apa, itu bagian dari permainan. Saya sepenuhnya mengerti. Kami telah berjuang bersama dengan luar biasa. Saya menghormati mereka (suporter)," tutur Guardiola.

Meski demikian, Guardiola punya alasan untuk selalu menghormati ejekan yang datang kepadanya sekaligus situasi yang tengah dihadapi.

Para pemainnya yang sudah lama bersama menjadi salah satu kekuatan Guardiola untuk kuat menghadapi segala tekanan.

Dia pun menaruh keyakinan tinggi bahwa Manchester City akan bangkin. Guardiola enggan bahkan menantang untuk melihat hasil akhir musim.

"Saya hidup lebih baik dari sebelumnya. Namun, saya akan mengatakan sangat jujur ​. Saya beruntung bisa menjalani itu dan sekarang saya tidak tertekan."

"Ketika saya dalam kesulitan, ibu dan ayah saya tidak pernah meninggalkan saya. Mereka selalu ada. Sekarang, saya merasa di klub ini, saya ingin bersama para pemain ini."

"Kami tidak mengira kami bisa kalah dalam satu pertandingan, dua pertandingan. Kalah enam atau tujuh pertandingan sungguh luar biasa, itu banyak, tetapi begitulah adanya, terima saja."

"Saya di sini sebagai manajer dan membela apa yang telah kami lakukan pada masa lalu berkat mereka. Lebih dari sebelumnya, saya ingin bersama mereka dan memeluk mereka."

"Kami harus mengubah hasil dan pada waktu yang tepat kami akan mengambil keputusan," kata Guardiola.

Saat ini Manchester City terlempar ke peringkat kelima klasemen Liga Inggris 2024/2025. Mereka mengemas 23 poin dari 13 laga, berselisih 11 poin dari Liverpool yang ada di puncak klasemen.