JAKARTA - Kekalahan beruntun Manchester City berubah dari empat menjadi lima pertandingan usai takluk melawan Tottenham Hotspur 0-4 di Stadion Etihad, Minggu, 24 November 2024.
Dengan kembalinya para pemain dari cedera dan keraguan tentang masa depan Manajer Pep Guardiola yang telah sirna dengan kontrak baru, jeda internasional seharusnya menjadi semacam awal baru bagi The Citizens.
Namun, Spurs memperlihatkan kerentanan pertahanan Manchester City, sebagian besar berkat penampilan gemilang dari Dejan Kulusevski. Sementara Erling Haaland mengalami hari buruk di sisi lain.
Masih terlalu dini untuk mengabaikan tim Guardiola dalam perebutan gelar yang bahkan belum dimulai. Namun, pelatih asal Spanyol itu kini semakin memasuki wilayah yang belum dipetakan.
Ia belum pernah kalah lima pertandingan berturut-turut sebagai manajer dan belum pernah kalah tiga pertandingan Liga Inggris berturut-turut sebagai bos Manchester City. Itu bukan rekor yang biasa ia buat.
BACA JUGA:
"Saat kalah 0-4, tidak ada yang bisa dikatakan selain memberi selamat kepada Tottenham," kata Guardiola.
"Kami agak rapuh saat ini, itu jelas. Kami berjuang untuk mencetak gol, tapi malah mereka yang mencetak gol."
"Kami sedikit bermain dalam pikiran kami, sedikit negatif, tetapi ini normal," tuturnya lagi.
Awalnya, semuanya tampak baik-baik saja di laga melawan Spurs. Para suporter tuan rumah memberi Rodri tepuk tangan meriah saat ia memamerkan Ballon d'Or untuk pertama kalinya.
Saat pertandingan dimulai, mereka mulai bernyanyi untuk mengapresiasi Guardiola, yang menandatangani kontrak barunya selama dua tahun pada hari Kamis.
Selama 10 menit, Manchester City mendominasi. Haaland memiliki dua peluang emas untuk mencetak gol.
Rasanya hanya masalah waktu sebelum gawang Spurs kebobolan dan keran gol akan mengalir deras.
Namun, mungkin ini bukan tim yang sama. Mungkin tidak adil untuk mengharapkan mereka bersama Rodri, pemain tengah yang menjadi tumpuan, duduk di tribun daripada di lapangan.
Ketika semua orang memperkirakan Spurs akan segera runtuh, kehancuran justru dialami Manchester City.
Spurs cuma butuh tiga menit menguasai bola sebelum mereka menekan. Umpan Kulusevski dieksekusi dengan cepat dan tepat oleh James Maddison untuk membuka keunggulan pada menit ke-13.
Maddison mengeksekusi umpan Kulusevski dengan tendangan voli jarak dekat untuk mencetak gol pada ulang tahunnya yang ke-28.
Son Heung-min kemudian memaksa Ederson melakukan penyelamatan penuh yang fantastis. Tak lama kemudian, kapten Korea Selatan itu mengirim assist untuk membuat hari ulang tahun Maddison kian meriah.
Maddison mencetak gol kedua setelah tujuh menit membuka skor.
Di tengah hujan deras, Guardiola melepas mantelnya seolah-olah mengirim pesan kepada para pemainnya bahwa sudah waktunya untuk bekerja keras.
Hal itu mengingatkan memori Januari 2023 saat Spurs unggul 2-0 di Etihad sebelum Manchester City bangkit untuk menang 4-2.
Masalahnya, tidak ada respons kali ini. Pedro Porro mencetak gol ketiga setelah turun minum dan pemain pengganti, Brennan Johnson, mencetak gol keempat di injury time babak kedua untuk menutup kemenangan gemilang.
Itu adalah kekalahan pertama Manchester City di Etihad selama lebih dari dua tahun. Sekaligus, kekalahan kandang terbesar mereka di liga sejak kalah 1-5 dari Arsenal pada Februari 2003.
Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Guardiola memiliki masalah yang harus dipecahkan.
Tanpa Rodri dan Mateo Kovacic, lini tengah Manchester City yang terdiri dari Ilkay Gundogan, Rico Lewis, dan Bernardo Silva diinjak-injak oleh Yves Bissouma dan Pape Matar Sarr dari Spurs.
Gundogan sangat buruk. Ia tidak mampu mengimbangi kecepatan serangan Spurs, meskipun ia tidak sendirian dalam hal itu.
Kyle Walker tampak seperti orang lain. Kesalahannya mengkreasi gol keempat Spurs ketika pemain Inggris tersebut dilewati Timo Werner yang mengirim assist untuk Johnson.
Manchester City kini telah kebobolan 14 gol dalam lima pertandingan terakhir mereka dan akan lebih buruk jika Ederson tidak melakukan tiga penyelamatan bagus.
Dalam enam pertandingan liga kandang sejauh musim ini, The Citizens telah kebobolan gol pertama dari empat pertandingan.
"Ini adalah pertandingan yang hebat untuk membalikkan keadaan, untuk mengambil tiga poin dari tim yang berada di atas Anda."
"Namun, kami tidak bisa tampil seperti itu (melawan Tottenham) karena kami akan diinjak-injak di sana," kata Walker.
Inilah yang disebut sebuah kesalahan menjadi krisis. Guardiola jelas harus menemukan solusi mengingat dua laga ke depan akan sangat penting.
Manchester City akan melakoni laga Liga Champions menjamu Feyenoord pada 27 November 2024, dini hari WIB, serta bertandang ke Anfield pada 1 Desember 2024.
Mereka harus menyetop lima kekalahan beruntun di semua ajang tersebut, rekor kekalahan pertama terpanjang dalam 18 tahun bagi The Citizens.
Kemenangan jadi harga mati melawan klub Eredivisie itu di Liga Champions demi masuk delapan besar atau jalur lolos langsung ke fase gugur.
Sementara menghadapi Liverpool, kemenangan mengantar mereka untuk kembali dijagokan dalam perebutan gelar juara Liga Inggris musim ini.
Jika kalah di Anfield, semua orang akan mengecilkan Manchester City dalam perburuan trofi liga tersebut.