JAKARTA – Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) masa bakti 2024-2028, Fadil Imran, mengakui federasi yang ia pimpin saat ini tengah tak baik-baik saja.
Situasi itu terjadi lantaran bulu tangkis sebagai salah satu cabang olahraga andalan justru gagal menyumbang medali emas dalam perhelatan Olimpiade Paris 2024 pada Juli-Agustus lalu.
"Tidak mendapat medali emas di Olimpiade menurut Anda? Itu tidak baik. Masak saya harus bilang itu baik. Saya jujur-jujur saja, kami harus memperbaiki diri," ujar Fadil.
Pada saat ini Fadil tengah menyiapkan susunan kepengurusan baru PBSI dengan target besar Olimpiade berikutnya yang akan berlangsung di Los Angeles pada 2028.
Untuk mengisi pos-pos terbaik di kepengurusan Fadil, PBSI pun menggandeng konsultan Dayalima guna menganalisis dan melakukan penyusunan struktur organisasi yang matang.
BACA JUGA:
"Tanggal 30 (November 2024) kami (pengurus baru PBSI) akan dilantik. Jadi, saya berharap seminggu sebelum itu semua sudah final. Ini untuk yang pengurus intinya," ujar Fadil.
Selama masa persiapan, PBSI dan Dayalima melakukan kajian organisasi. Hal itu termasuk benchmarking dengan federasi di negara lain, wawancara, dan asesmen untuk mencari kandidat pengurus, ofisial, pelatih, serta tim pendukung yang mumpuni.
Salah satu rekomendasi penting Dayalima adalah adanya fungsi yang mengurusi kehidupan atlet selepas karier pemain aktif dan komite etik.
Hasil dari proses ini akan menjadi referensi penyusunan organisasi PBSI periode 2024-2028. Setelah itu, susunan kepengurusan itu akan diserahkan ke Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk disahkan.