Bagikan:

JAKARTA - Start sempurna Lazio saat mengalahkan Twente 2-0 di pertandingan Liga Europa di Stadion De Grolsch Veste, Jumat, 25 Oktober 2024 dini hari WIB. Kemenangan atas lawan yang bermain dengan 10 pemain sejak menit 10 itu membawa Lazio ke puncak klasemen.

Lazio meraih poin sempurna di kompetisi Eropa. Dari tiga pertandingan Liga Europa, Lazio selalu memetik kemenangan yang menjadikan klub Serie A Italia ini mampu menduduki peringkat pertama klasemen sementara.

Kemenangan yang diraih di laga tandang melawan Twente menjadikan Lazio mengantungi poin sembilan. Sama dengan Tottenham Hotspur dan Anderlecht yang tampil mengejutkan di Liga Europa. Hanya saja Lazio memiliki selisih gol terbaik sehingga bertengger di puncak klasemen.

Sementara, Twente masih tertahan di peringkat 28. Klub Eredivisie Belanda ini belum sekalipun meraih kemenangan dan baru mengoleksi dua poin dari dua kali bermain imbang.

Di pertandingan itu, Lazio langsung menekan pertahanan Twente. Mereka mendapat keuntungan besar saat tuan rumah kehilangan seorang pemain di pertandingan yang baru berjalan 11 menit.

Insiden itu terjadi saat Boulaye Dia yang berhasil lolos dari jebakan offside dan berpeluang mencetak gol. Tidak ada jalan lain bagi kiper Lars Unnerstall kecuali menjatuhkan Dia yang berujung kartu merah. Akibatnya pelatih Joseph Oosting terpaksa menarik gelandang Mitchell van Bergen dan memasukkan kiper pengganti Przemyslaw Tyton.

Meski menghadapi lawan yang kehilangan seorang pemain, Lazio justru mengalami kesulitan. Mereka menciptakan banyak peluang tetapi Biancocelesti harus menunggu hingga menit 35 untuk memecah kebuntuan.

Pemain sayap Pedro sukses membobol gawang Twente setelah menyambut umpan Matias Vecino yang berhasil lolos dari jebakan offside. Semula asisten wasit mengangkat bendera yang menandakan Vecino dalam posisi offside. Namun setelah wasit meninjau insiden lewat VAR, Vecino dalam posisi onside karena dia sejajar dengan bek Twente Bart Van Rooj.

Setelah unggul 1-0, Lazio tetap tak menurunkan tempo permainan. Hanya serangan mereka selalu kandas di barisan pertahanan Twente. Keunggulan satu gol itu bertahan hingga babak pertama usai.

Memasuki babak kedua, Lazio sepenuhnya menguasai permainan. Tim asuhan Marco Baroni pun menciptakan banyak peluang. Diawali dengan upaya Luca Pellegrini yang berpeluang memperbesar keunggulan. Namun dia gagal menambah gol.

Selanjutnya, striker Taty Castellanos sempat mencetak gol. Namun wasit sudah terlanjut meniup peluit dan menghentikan pertandingan karena adanya pelanggaran terhadap Pedro.

Lazio juga sempat mendapat keuntungan ketika wasit memberikan hadiah penalti di menit 74 saat pemain Twente Mees Hilgers dianggap melakukan pelanggaran terhadap Castellanos. Hanya saja setelah ditinjau VAR, wasit menilai tidak ada benturan fisik di antara kedua pemain sehingga keputusan penalti dibatalkan.

Setelah berkali-kali gagal, Lazio akhirnya bisa menambah gol di menit 87. Pemain pengganti Gustav Isaksen memantapkan keunggulan Lazio setelah menyelesaikan umpan dari Fisayo Dele-Bashiru. Skor berubah 2-0 dan bertahan hingga laga usai.

"Pertandingan berakhir secara memuaskan karena tim melakukan persiapan dengan baik. Kami sudah memprediksi bakal menghadapi laga yang sulit," kata Baroni seperti dikutip Football Italia.

Menanggapi kesulitan tim asuhannya, Baroni menuturkan Lazio menghadapi tim muda yang tidak mudah ditaklukkan saat menghadapi tekanan.

"Mereka merupakan tim muda yang tidak takut menghadapi tekanan, bahkan saat mereka bermain dengan 10 orang. Jadi saat babak pertama usai, saya katakan kepada pemain untuk menunjukkan kematangan dalam bermain," ucapnya.

"Ini laga yang imbang dan kami harus bisa secepatnya mematikan mereka untuk memastikan kemenangan," kata Baron.

Usai menang di Liga Europa, Lazio melakoni dua laga penting melawan Genoa dan kemudian menyambangi markas tim promosi Como.