Bagikan:

JAKARTA – Taufik Hidayat secara resmi menduduki jabatan Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora) dalam Kabinet Merah Putih masa bakti 2024-2029.

Nama legenda bulu tangkis itu diumumkan oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Minggu, 20 Oktober 2024, malam WIB.

Dia pun kemudian dilantik bersama 55 wakil menteri lainnya pada Senin, 21 Oktober 2024, di tempat yang sama.

Kehadiran Taufik untuk membantu Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo, diharapkan mampu membawa perubahan signifikan dalam pengembangan olahraga Indonesia.

"Di dunia olahraga, Taufik (Hidayat) ini legenda. Ketika turun, saya yakin akan memberikan energi dan atmosfer positif," kata Dito di situs Kemenpora seperti dilansir pada Senin, 21 Oktober 2024.

Sinyal yang menunjukkan Taufik bakal menjadi bagian dari kebinet gemuk Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka sudah mulai terlihat sejak yang bersangkutan dipanggil oleh Presiden ke kediamannya di Kertanegara, Jakarta Selatan, pada 15 Oktober 2024.

Saat menemui Prabowo, Taufik pun diminta untuk mengisi posisi dalam kabinet yang sesuai dengan keahliannya. Sesuai prediksi, ia pun resmi duduk di Wamenpora sesuai dengan latar belakangnya sebagai mantan atlet.

Lingkungan Kemenpora sebenarnya bukan tempat baru Taufik Hidayat. Ia sebelumnya pernah ditunjuk menjadi Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) 2016-2017 serta menjadi Staf khusus di Kemenpora tahun 2017-2018.

Berikut Profil Lengkap Taufik Hidayat

Taufik Hidayat lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 10 Agustus 1981. Semenjak kecil ia sudah menunjukkan minat serta bakat dalam olahraga bulu tangkis.

Perjalanannya dalam dunia olahraga itu dimulai ketika dia memutuskan untuk bergabung dengan klub bulu tangkis SGS PLN Bandung. Selama berada di sana, Taufik mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Taufik pun kemudian masuk ke pemusatan latihan nasional (Pelatnas) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada 1996. Sejak itu, berbagai prestasi di level junior dan senior berhasil ia torehkan.

Sejarah perjalanan manis pun mulai diukir oleh Taufik ketika dia mendapat medali emas tunggal putra dari Kejuaraan Junior Asia di Manila, Fililina, pada 1997. Pada ajang yang sama, ia membantu tim Indonesia meraih medali perak.

Pada 1998, Taufik termaktub dalam tim bulu tangkis putra Indonesia yang berhasil meraih juara di Asian Games Bangkok 1998.

Setahun berselang, Taufik memboyong pretasi medali emas tunggal putra di SEA Games Brunai Darussalam. Pada ajang yang sama ia juga berkontribusi membantu tim beregu putra mendapat medali emas.

Selain itu, dia juga menjadi anggota tim Indonesia yang sukses memboyong Piala Thomas pulang ke Tanah Air dalam dua kesempatan berbeda, masing-masing di Kuala Lumpur 2000 dan Guangzhou 2002.

Taufik juga tercatat pernah menjadi juara dunia, juara Asian Games, dan menempati peringkat satu dunia. Menjadi nomor satu tunggal putra dia dapatkan ketika masih berusia 19 tahun.

Sepanjang kariernya, Taufik tercatat mendapat satu juara dunia (2005), mengumpulkan tiga gelar Juara Asia (2000, 2004, 2007), dua medali emas Asian Games (2002, 2006), dua medali emas SEA Games (1999, 2007).

Puncak prestasi Taufik adalah mendapat medali emas Olimpiade 2004 di Athena setelah pada edisi debutnya di Sydney 2000 dia hanya mencapai babak perempat final. Sayang, medali itu gagal ia pertahankan pada edisi berikutnya di Beijing 2008.