Barcelona Hadapi Kerugian 100 Juta Euro karena Wabah COVID-19
Arturo Vidal (Twitter @fcbarcelona)

Bagikan:

JAKARTA - Raksasa La Liga Barcelona dilaporkan menghadapi kerugian keuangan sebesar 100 juta euro akibat wabah COVID-19 atau virus corona.

Sepak bola di seluruh Eropa, termasuk kompetisi domestik dan kontinental, saat ini ditangguhkan sebagai bagian dari lockdown sejumlah negara yang bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Klub Catalan mengkonfirmasi, dengan alasan tersebut mereka akan memberlakukan ERTE (File Peraturan Pekerjaan Sementara), untuk memfasilitasi pemotongan upah sementara para pemain tim utama.

Menurut laporan dari Marca, Minggu, 29 Maret, klub telah memilih untuk mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini dilakukan karena mereka diperkirakan akan mengalami kerugian sebesar 100 juta euro terhitung sejak dihentikannya sepak bola sampai beberapa bulan mendatang.

Tanpa keputusan tentang kapan, atau jika, pertandingan akan kembali dimainkan, tim Quique Setien bisa kehilangan pendapatan tiket, biaya siaran, bonus kualifikasi Liga Champions, dan penjualan merchandise.

Laporan itu juga menyatakan potensi kerugian bisa meningkat secara signifikan, menuju 22-25 juta euro jika Liga Champions tidak dilanjutkan. Ya, La Blaugrana bakal kehilangan uang hadiah substansial dari UEFA.

Karena itu, klub ingin memotong gaji mereka sebesar 70 persen hingga 30 Juni mendatang. Dengan demikian, mereka akan menghemat 106 juta euro - hampir sama persis dengan kerugian yang mereka alami.

Tentang ERTE

File Peraturan Pekerjaan Sementara (ERTE) adalah prosedur yang harus dilakukan oleh perusahaan ketika, sebagai konsekuensi dari penyebab ekonomi, teknis, organisasi atau produksi, mereka harus - untuk sementara waktu - menangguhkan semua atau sebagian dari kegiatan mereka, dengan konsekuensi penangguhan kontrak kerja atau pengurangan sementara jam kerja.

Cakupan dan durasi tindakan untuk penangguhan kontrak atau pengurangan jam kerja akan disesuaikan dengan situasi yang dimaksudkan untuk diatasi, dalam hal ini situasi yang berasal dari COVID-19.

Karena ini adalah tindakan sementara, perusahaan tidak perlu membayar kompensasi kepada pekerja yang terkena dampak, tanpa mengurangi hak mereka untuk menerima tunjangan pengangguran yang sesuai.

Prosedur untuk memproses ERTE telah dirampingkan, sehingga pekerja dapat menerima tunjangan pengangguran sesegera mungkin.

Perusahaan akan mengajukan aplikasi kepada otoritas tenaga kerja yang kompeten, yang akan disertai dengan laporan yang membenarkan hilangnya aktivitas sebagai konsekuensi dari COVID-19, serta, jika perlu, dokumentasi pendukung yang sesuai.

Demikian juga, perusahaan harus mengomunikasikan permintaan ERTE kepada para pekerja dan, jika ada, kepada perwakilan serikat pekerja.