Bagikan:

JAKARTA – Cabang olahraga (cabor) tinju terancam tidak akan dipertandingkan di Olimpiade Los Angeles, Amerika Serikat, pada 2028.

Kompetisi tinju di Olimpiade Paris 2024 yang baru saja berlalu dijalankan oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) setelah Asosiasi Tinju Internasional (IBA) dibekukan karena gagal melaksanakan reformasi tata kelola dan keuangan.

Permasalah itu membuat IOC belum memasukkan cabor tinju ke dalam program Los Angeles 2028. Mereka mendesak agar federasi-federasi tinju perlu membentuk badan tinju baru agar cabor mereka bisa tetap dilombakan.

IOC pun telah menetapkan batas waktu sampai tahun 2025 untuk memutuskan apakah tinju akan dimasukkan ke Olimpiade Los Angeles atau dicoret.

"Kami tidak bisa menunggu lebih lama dari akhir tahun depan," kata Presiden IOC, Thomas Bach, menyoroti urgensi pembentukan badan tinju baru yang diakui secara luas, dikutip dari Marca.

Cabang olahraga tinju sebelumnya selalu dipertandingkan sejak Olimpiade 1904. Namun, rumitnya situasi sekarang berisiko membuat tinju bisa dihapus dari program untuk pertama kalinya dalam sejarah Olimpiade.

Sebenarnya, sebuah badan tinju baru bernama World Boxing sudah diluncurkan pada 2023 dan saat ini telah memiliki 37 anggota atau masih lebih sedikit dari anggota IBA. Namun, badan ini tidak diakui oleh IOC.

Presiden World Boxing, Boris van der Vorst, tetap optimistis dengan tantangan yang saat ini dihadapi. Ia memperkirakan anggotanya akan mencapai 50 federasi dalam pekan-pekan setelah Olimpiade Paris 2024.

"Hanya ada satu alasan untuk bergabung (dengan World Boxing), yaitu untuk menyelamatkan olahraga kita," ujar Van Der Vorst seraya menggarisbawahi pentingnya persatuan dalam komunitas olahraga global ini.

IOC menangguhkan IBA pada 2019 dan kemudian tidak melibatkan badan tersebut dalam pertandingan tinju di Olimpiade Tokyo 2020 yang ditunda setahun karena pandemi corona. Mereka lalu mencabut pengakuan atas IBA pada 2023.

IOC dan IBA berselisih selama berhari-hari di Olimpiade Paris 2024 ihwal partisipasi dua petinju wanita, Imane Khelif dari Aljazair dan Lin Yu-ting dari China Taipei.

IBA sebelumnya melarang kedua nama itu berlaga di Kejuaraan Dunia 2023 setelah tes kromosom. Mereka beralasan kedua petinju tidak memenuhi syarat, tetapi IOC mengizinkan mereka berdua untuk berkompetisi.