Bagikan:

JAKARTA – Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) berjanji akan membuka forum diskusi untuk mengevaluasi hasil buruk yang didapat bulu tangkis di Olimpiade Paris 2024.

Sekretaris Jenderal Pengurus PBSI, Fadil Imran, mengatakan bahwa forum evaluasi tersebut akan mengundang media, pemerhati bulu tangkis, dan pencinta bulu tangkis Indonesia.

"Tentu atas segala hal pencapaian ini semua merasa sedih dan terpukul. Saya pun merasa demikian. Kami akan melakukan evaluasi secara menyeluruh setelah pulang ke Tanah Air," ungkap Fadil.

Paris merupakan titik terendah kedua bulu tangkis dalam sejarah keikutertaan Indonesia di Olimpiade. Dari sembilan atlet untuk enam wakil, tidak satu pun bisa membawa pulang medali emas.

Pencapaian terbaik dari cabang olahraga itu pada tahun ini adalah membawa pulang satu keping medali perunggu melalui tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung.

Pencapaian ini setidaknya lebih baik jika dibanding Olimpiade London 2012. Ketika itu, bulu tangkis tidak berkontribusi untuk dua medali perak dan satu perunggu yang dibawa pulang ke Tanah Air.

"Saya mengapresiasi tidak hanya (untuk) Gregoria, tetapi (kepada) semua saya mengucapkan terima kasih atas pengorbanan waktu tenaga dan pikirannya," kata Fadil.

Gregoria mendapat perunggu usai lawannya Carolina Marin cedera. Pebulu tangkis Spanyol itu ditimpa nasib sial ketika berlaga di semifinal melawan tunggal China, He Bing Jiao.

Duel perebutan medali perunggu sebenarnya berlangsung pada Senin, 5 Agustus 2024. Akan tetapi, Marin dipastikan tidak bisa berlaga sehingga Gregoria berhak atas medali pertamanya di Olimpiade.

Gregoria adalah satu dari dua wakil Indonesia yang bisa menembus babak gugur. Ia melaju sampai babak semifinal sebelum diadang wakil Korea Selatan, An Se-young.

Adapun satu lainnya, yakni Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto kandas di babak perempat final. Mereka tumbang melawan unggulan pertama asal China, Liang Wei Keng/Wang Chang.

Sementara itu, langkah Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Apriyani Rahayu/Pitha Haningtyas Mentari, dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, kandas lebih dini di penyisihan grup.