Bagikan:

JAKARTA – Cedera dari atlet panjat tebing, Rajiah Sallsabillah, belum menunjukkan tanda-tanda membaik sama sekali menjelang Olimpiade Paris 2024 yang tinggal hitungan hari.

Cedera hernia nukleus pulposus (HNP) atau saraf terjepit pada tulang belakang lumbar dialami Sallsabillah sejak 2022 dan sampai sekarang sang atlet masih merasakan sakit.

"Namun, pertandingan tetap masih semangat. Harus lebih kuat lagi. Ada dokter dari tim. Selama ini kami pun selalu konsultasi," ujar atlet yang akrab disapa Bila tersebut.

Cedera itu membuat pengurus Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) mengalokasi salah satu akreditasi ofisial kepada dokter. Dokter itu nanti punya tugas khusus untuk mendampingi Bila di Paris.

FPTI sejauh ini hanya berusaha sedemikian rupa agar Bila merasa tidak terlalu sakit ketika latihan atau berlomba. Pasalnya, tindakan lain seperti operasi atau pengobatan tidak bisa mereka lakukan.

Federasi mengkhawatirkan jika sang atlet dioperasi maka waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan tidak memungkinkan. Sementara itu, kalau mengonsumsi obat-obatan bisa berdampak pada gagal tes doping.

Yenny Wahid, Ketua FPTI, mengatakan bahwa rasa sakit tersebut sebetulnya memperlihatkan level profesionalitas dari seorang Bila. Walaupun ada rasa sakit, kondisi mental sang atlet untuk berjuang sungguh luar biasa.

"Itulah salah satu kriteria atlet elite dunia. Dia menunjukkan bahwa memang dia layak berada di level itu karena mental tangguh, bukan hanya fisik," ujar putri dari mantan presiden Abdurrahman Wahid itu.

Sallsabillah adalah satu dari empat atlet panjat tebing Indonesia yang akan tampil di Paris nanti. Tiga lainnya yang ikut lolos bersama dia ialah Desak Made Rita Kusuma, Rahmad Adi Mulyono, dan Veddriq Leonardo.

Keempat atlet panjat tebing ini nanti sama-sama akan tampil di nomor speed putra dan putri. Sebelumnya, nomor ini tidak dipertandingkan di Olimpiade edisi Tokyo pada 2021.

Kehadiran nomor speed ini membuat jumlah total medali untuk panjat tebing ikut naik. Dari dua medali di Olimpiade Tokyo menjadi empat di Paris, yang berlangsung dari 26 Juli sampai 11 Agustus 2024.

Peningkatan signifikan juga terjadi di jumlah atlet panjat tebing yang berpartisipasi. Saat di Tokyo, panjat tebing hanya diikuti oleh 40 atlet, sementara di Paris ada 68 atlet.