Pertanyaan Sprinter Inggris Dina Asher-Smith: Kenapa Atlet Wanita Tak Disorot seperti Messi atau Tiger Woods?
Dina Asher-Smith (Sumber: Commons Wikimedia)

Bagikan:

JAKARTA - Sprinter putri tercepat Inggris, Dina Asher-Smith mengecam pemasar-pemasar olah raga atas cara mereka membedakan gender antara atlet putra dan putri. Para pemasar itu disebut Asher-Smith terlalu banyak menampilkan kesan bahwa wanita fokus ke estetika daripada prestasi olahraga.

Atlet berusia 25 tahun peraih medali emas Eropa tiga kali dan pemegang rekor Inggris untuk lari 100 dan 200 meter putri itu menyatakan walaupun kampanye pemasaran yang melibatkan atlet putri meningkat belakangan tahun ini, upaya yang dilakukan tetap perlu lebih digenjot lagi.

"Untuk putra, jika Anda pemenang, Anda adalah MVP. Anda memperoleh trofi, bunga," tulis Asher-Smith dalam Players' Tribune seperti dikutip Reuters, Kamis, 11 Maret.

"Seandainya Anda pemasaran sepasang sepatu baru sepak bola, mereka akan menggunakan orang seperti Lionel Messi ... Bukan orang yang hanya bermain secara rekreatif hanya karena dia lebih cocok dengan citra itu."

"Namun, seringkali hal itu terjadi pada putri. Karena mereka cocok dengan gambaran estetika? Pesan macam apa yang dikirimkan kepada seorang gadis delapan tahun, kepada gadis-gadis yang bercita-cita menjadi atlet?"

Menurut penelitian Nielsen pada 2018, olah raga putri cuma menarik 1 persen pasar sponsor, 3 persen liputan cetak, dan 4 persen liputan online, sementara kurang dari 20 persen dari semua TV olahraga yang hanya meliput putri.

Asher-Smith mempertanyakan mengapa prestasi atlet-atlet putri seperti Marta, Katie Ledecky dan Shelly-Ann Fraser-Pryce tidak disorot sama seperti kepada Messi, Tiger Woods dan olahragawan-olahragawan sukses lainnya.

"Jika Anda GOAT (terbesar sepanjang masa), pemegang rekor dunia, peraih medali emas ... Anda berhak mendapatkan segalanya. Setidaknya untuk putra," tambah dia. "Tapi ada banyak contoh di mana hal ini tak berlaku pada putri."

"Kita bisa menyaksikan standar ganda, tapi gadis berusia delapan tahun tak bisa melihatnya. Dia beranggapan sekalipun Anda yang terbaik dalam cabang olah raga Anda, masih lebih berharga bagi narasi industri jika itu sesuai dengan estetika."