JAKARTA – Petenis nomor satu dunia Novak Djokovic memastikan dirinya sama sekali tidak tertarik untuk mencalonkan diri menjadi Presiden Serbia.
Djokovic adalah sosok populer di negaranya. Karena itu, kans dia memenangi pemilihan umum cukup besar andai dia mau maju dan mencalonkan diri menjadi presiden.
Wartawan CBS News, Jon Wertheim, dalam wawancara dengan Djokovic untuk program 60 Menit juga sempat bertanya terkait apakah sang petenis punya hasrat menjadi penguasa dengan peluang sebesar itu.
"Sudah jelas sekali Anda bisa menjadi pemimpin negara ini suatu hari nanti. Anda akan menjadi pemimpin seperti apa?" tanya Wertheim.
Djokovic pun langsung membantah setelah mendapat pertanyaan itu. Dia mengatakan bahwa dirinya tidak berminat menjadi presiden karena sama sekali tidak cocok buat dia.
BACA JUGA:
"Anda membuat semacam klaim di sini yang bahkan saya sendiri tidak menyadarinya. Saya tidak memiliki inspirasi politik apa pun saat ini. Saya tidak merasa bahwa ini adalah dunia atau lingkungan di mana saya akan berkembang," sanggah Djokovic.
Wertheim lalu berkata bahwa Djokovic seharusnya jauh lebih mudah memenangi pemilu di Serbia dibanding Grand Slam Australia Open yang sudah ia menangi 10 kali karena popularitas yang ia miliki.
"Saya mengetahui popularitas Anda di sini. Anda akan lebih mudah mendapatkan suara di kotak suara di sini dibandingkan saat Anda menang di Australia Open," kata dia.
Mendengar pernyataan itu, Djokovic tertawa. Dia lalu mengatakan bahwa ingin memanfaatkan popularitas yang dimilikinya untuk hal-hal positif saja.
"Namun, saya pikir popularitas saya di negara ini dan di kawasan ini dapat digunakan untuk hal-hal lain di mana saya dapat membantu memberikan kontribusi bagi kehidupan dan masyarakat," ujar dia.
Djokovic adalah tunggal putra dengan 24 gelar Grand Slam atau terbanyak dalam sejarah. Tiga dari jumlah itu dia menangi pada tahun ini.