Bagikan:

JAKARTA - Legenda sekaligus mantan kapten Timnas Indonesia, Ferril Raymond Hattu, menyambut positif perhelatan Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia.

Turnamen dua tahunan itu menjadi momen penting pesepak bola muda Indonesia mendapat pengalaman dan kesempatan bermain di level dunia.

Selain itu, anak-anak lain yang menyaksikan Piala Dunia U-17 2023 akan termotivasi dan bermimpi untuk bisa tampil di sana. 

"Penyelenggaraan Piala Dunia U-17 ini jelas sangat baik bagi Indonesia. Terutama bagi anak-anak. Ini bisa merangsang mimpi mereka ke depan. Mungkin saat ini belum terlihat, tapi coba kita lihat lima atau tujuh tahun ke depan,” kata Ferril.

Nah, tinggal sekarang bagaimana PSSI memberi wadah yang baik agar bakat-bakat yang dimiliki Indonesia berkembang. Tentunya, dengan tujuan bisa bersaing di level dunia.

Ferril menekankan PSSI harus lebih serius dalam menggarap kompetisi sepak bola kelompok usia yang berjenjang, bukan hanya kompetisi profesional saja.

Soalnya, regenerasi pemain Timnas Indonesia selalu dimulai dari kelompok usia. Tak heran, Ferril menyoroti Elite Pro Academy (EPA) yang menampung tiga kompetisi kelompok usia, yakni U-16, U-18, dan U-20 yang dinilainya perlu lebih serius.

“Kita lihat pada EPA, apakah anak-anak itu sudah mendapatkan tempat yang tepat dalam menambah jam terbangnya? Soal skill mungkin bisa bersaing, tapi dalam hal teknik, pemahaman taktikal, dan fisik perlu banyak lagi peningkatan,” ucap Ferril.

“Saya berharap federasi tidak hanya berhenti di sini. Federasi perlu menyiapkan ke depannya seperti apa. Setelah Piala Dunia U-17, harus ada fokus untuk bisa membuat kompetisi berjenjang yang berkualitas,” ujarnya.

Ferril lebih lanjut menegaskan PSSI tidak boleh puas dengan menjadi penyelenggara Piala Dunia U-17 saja. Harus ada tindak lanjut dari sisi pembinaan mengingat sepak bola Indonesia sudah mendapat sorotan dunia.

Apalagi, pejabat-pejabat di federasi saat ini kabarnya punya hubungan baik dengan FIFA. Makanya, peraih medali emas SEA Games 1991 itu sangat mendorong PSSI untuk fokus pembinaan usia muda.

“Erick Thohir (Ketum PSSI) itu punya hubungan dekat dengan FIFA. Seharusnya Exco (PSSI) bisa memanfaatkan ini juga untuk bisa memikirkan pengembangan sepak bola muda.” 

"Kalau tidak ada program berkelanjutan, sepak bola Indonesia akan seperti ini terus tanpa kemajuan. Sedangkan ke depan, Timnas Indonesia akan membutuhkan generasi baru untuk bisa bersaing di level internasional.” 

”Dari sisi penyelenggaraan sangat baik, Indonesia mampu menggelar event kelas dunia. Pertanyaan kemudian, terkait apa yang harus diambil dari permainan sepak bolanya.” 

"Federasi tidak boleh berhenti pada euforia penyelenggaraan Piala Dunia U-17. Mereka harus mampu membangun sistem pembinaan terstruktur dan teratur agar teknik, fisik, mental, dan pemahaman taktikal pemain kita setara dengan mereka,” tutur Ferril.