Liverpool vs Brentford, The Reds Suguhkan Gaya Rock n Roll di Anfield
Mohamad Salah, memimpin orkestra permainan rock n roll Liverpool. (foto: twitter @LFC)

Bagikan:

JAKARTA- Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, dihadapkan pada tantangan absennya Alexis Mac Allister dalam pertandingan Liga Primer melawan Brentford di Anfield pada Minggu 12 November.

Pemain internasional asal Argentina itu mendapatkan kartu kuning kelima musim ini dalam pertandingan melawan Luton Town pekan lalu. Itu, membuatnya terkena suspensi dan tidak dapat bermain saat Brentford berkunjung.

Mac Allister akan bergabung dengan daftar pemain absen dari Liverpool yang sudah termasuk Curtis Jones (cedera hamstring), Andrew Robertson (cedera bahu), Stefan Bajcetic (cedera betis), dan Thiago Alcantara (cedera pinggul). Virgil van Dijk (sakit) dan Ryan Gravenberch (cedera lutut) juga absen dalam kekalahan Liverpool di Liga Europa melawan Toulouse pada Kamis, 9 November.

Namun, Klopp optimistis bahwa sistem kekebalan tubuh Van Dijk akan pulih tepat waktu untuk akhir pekan ini. Kapten tersebut bersiap untuk kembali bersama Ibrahima Konate di depan Alisson Becker, yang akan menggantikan Caoimhin Kelleher di bangku cadangan.

Trent Alexander-Arnold juga akan kembali ke tempatnya yang seharusnya di tim utama. Sementara Kostas Tsimikas yang membuat kesalahan mahal pada gol pembuka Toulouse sebelum digantikan di babak pertama, mungkin absen. Klopp mungkin memberikan kesempatan lebih kepada Joe Gomez setelah tampil penuh pada pertandingan tengah pekan.

Dengan absennya Mac Allister, Wataru Endo diprediksi akan memulai sebagai gelandang bertahan Liverpool, sementara ada harapan bahwa Gravenberch akan pulih dari masalah lututnya untuk bergabung dengan pemain asal Jepang tersebut serta Dominik Szoboszlai di lini tengah.

Ben Doak, Luis Diaz, atau Cody Gakpo yang tidak bermain penuh pada hari Kamis kemungkinan akan diberi istirahat, dan Klopp kemungkinan akan menyegarkan lini serangnya dengan memasukkan kembali Mohamed Salah, Darwin Nunez, dan Diogo Jota, yang golnya di Stadium Municipal tidak cukup untuk membawa Liverpool meraih kemenangan.

Musim lalu, Liverpool berhasil mengalahkan Brentford dengan skor 1-0 di Anfield pada awal Mei, tetapi kalah 1-3 di pertemuan awal musim. Pertandingan akhir pekan ini di Anfield menjadi panggung ketegangan antara dua tim dengan gaya bermain dan taktik yang kontrast.

Dalam pertemuan sebelumnya, Liverpool memimpin dalam jumlah tembakan dengan rata-rata 18.2 per pertandingan, tetapi mencatatkan 6.9 tembakan dari luar kotak penalti, yang merupakan yang tertinggi di liga. Di sisi lain, Brentford cenderung lebih presisi dengan 2.3 tembakan per pertandingan di dalam area enam yard, hanya kalah dari Everton.

Selain tembakan, penggunaan bola panjang juga menunjukkan perbedaan pendekatan. Liverpool, meskipun mencatat 584 bola panjang, hanya berada di urutan kelima untuk akurasi bola panjang. Sementara itu, Brentford menunjukkan kecermatan dengan berada di urutan keempat untuk akurasi bola panjang meskipun berada di urutan ke-12 untuk total bola panjang.

Liverpool cenderung menerapkan gaya "rock and roll" dengan tembakan banyak dan permainan transisi yang cepat, yang terbukti efektif dengan memimpin dalam jumlah gol melalui serangan balik di Premier League. Meski demikian, Brentford yang diarsiteki oleh Thomas Frank dikenal sebagai tim yang lebih bijak dan pragmatis, dengan taktik yang cermat dan terencana.

Pertemuan di Anfield diperkirakan akan menjadi pertarungan antara intensitas serangan Liverpool dan taktik bijak Brentford. Kedua tim memiliki keunggulan masing-masing, dan hasil pertandingan dapat ditentukan oleh sejauh mana Liverpool dapat menjalankan gaya bermain "rock and roll" mereka melawan lawan yang lebih studi dan cermat.