Dugaan Malpraktik Kematian Diego Maradona, Psikolog dan 2 Perawat Diperiksa
Diego Maradona (Foto: www.diegomaradonagroup.com)

Bagikan:

JAKARTA - Seorang psikolog dan 2 perawat telah ditambahkan ke penyelidikan untuk menentukan apakah ada malpraktik dalam kematian bintang sepak bola Diego Maradona. 

Tidak ada dakwaan yang diajukan dalam penyelidikan kematian kematian striker legendaris Argentina yang meninggal pada November setelah menderita gagal jantung.

Psikolog yang disebutkan bernama Carlos Díaz. Dia mengatakan kepada CNN dilansir Jumat, 12 Februari."Tugasku adalah agar Diego berhenti dari kecanduan dan di tengah-tengah dia meninggal. Saya ingin sekali terus bekerja dengannya. Saya tidak menyalahkan diri saya sendiri untuk apa pun." 

Gisela Madrid, salah satu perawat yang diselidiki karena potensi malpraktek oleh Kejaksaan, juga membantah melakukan kesalahan. Pengacaranya, Rodolfo Baqué, menyatakan bahwa terdakwa "tidak bertanggung jawab".

Perawat lain yang sedang diselidiki bernama Ricardo Almirón, yang tidak menanggapi permintaan komentar CNN

Ketiganya bergabung dengan ahli bedah saraf Leopoldo Luque dan psikiater Agustina Cosachov, yang sudah menyelidiki penyebab kematian Maradona. Penyelidikan sedang dilakukan oleh Kantor Jaksa Agung San Isidro, pinggiran Buenos Aires tempat tinggal Maradona.

Luque mengatakan kepada penyelidikan bahwa dia tidak percaya "telah bertindak dengan cara yang lalai atau sembrono, baik dengan kurangnya keahlian maupun dengan kurangnya pengamatan" terhadap tugasnya sebagai dokter.

Pengacara Luque, Julio Rivas, mengakui ahli bedah saraf itu memiliki dokumen miliknya dengan tanda tangan palsu Maradona meski dia tidak menjelaskan alasannya. 

Sumber CNN menyebutkan, dokumen dengan tanda tangan palsu memungkinkan Luque untuk menarik catatan medis Maradona dari rumah sakit tempat dia menjalani operasi kepala sebelum meninggal. 

Cosachov juga menolak tuduhan kematian yang salah. Pengacaranya Vadim Mischanchuk mengatakan kepada CNN bahwa "dari sudut pandang medis dia bertindak dengan penilaian terbaiknya."

Cosachov juga diberi tahu bahwa dia sedang diselidiki karena kemungkinan melakukan kejahatan lain, kebohongan ideologis. Seperti yang dijelaskan sumber yang mengetahui kasus tersebut kepada CNN, Cosachov akan menandatangani dokumen yang memastikan bahwa Maradona dalam keadaan sehat pada 20 Oktober, sebulan sebelum kematiannya.

Kantor kejaksaan berencana untuk memerintahkan diadakannya pertemuan medis lintas disiplin dalam 15 hari ke depan bagi para ahli untuk mengevaluasi apakah kematian bintang sepak bola itu akibat malpraktek.

Maradona, yang meninggal pada usia 60, dianggap sebagai salah satu pemain terhebat dalam sejarah sepak bola. Setelah kematiannya, Presiden Argentina Alberto Fernandez mengumumkan tiga hari berkabung nasional, dan tubuhnya dibaringkan untuk menghormati publik di istana kepresidenan Argentina, Casa Rosada.