F1 Tegaskan Grand Prix Abu Dhabi 2023 Tidak Terdampak Perang Israel-Gaza
Grand Prix Abu Dhabi 2023, tetap digelar meski ada peringatan serangan teroris. (foto: twitter @F1)

Bagikan:

JAKARTA – Pihak penyelenggara Formula 1 menegaskan bahwa Grand Prix Abu Dhabi 2023 tidak menghadapi risiko penundaan yang lebih tinggi akibat spekulasi yang mengaitkan stabilitas balapan dengan perang Israel-Gaza.

Rumor online mengindikasikan bahwa babak final musim pada 24-26 November berisiko dibatalkan setelah pembaruan dari Kantor Urusan Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris (UK Foreign & Commonwealth Office).

Pada 29 Oktober, FCO memperbarui tingkat peringatan teroris untuk Uni Emirat Arab dengan menyatakan bahwa serangan "tidak berpihak" "sangat mungkin" terjadi, termasuk di tempat-tempat "yang sering dikunjungi oleh orang asing".

"Teroris terus mengeluarkan pernyataan yang mengancam untuk melakukan serangan di wilayah Teluk,” ungkap FCO.

"Termasuk ancaman serangan terhadap kepentingan Barat, termasuk perumahan, militer, minyak, transportasi dan kepentingan penerbangan serta tempat ramai, termasuk restoran, hotel, pantai, pusat perbelanjaan, dan masjid. Anda harus tetap waspada tingkat keamanan tinggi, terutama di tempat umum dan acara publik,” tambah FCO.

"Ada ancaman serangan teroris yang tinggi secara global yang memengaruhi kepentingan Inggris dan warga Inggris, termasuk dari kelompok dan individu yang menganggap Inggris dan warga Inggris sebagai sasaran. Anda harus tetap waspada setiap saat," jelas FCO.

Pengumuman peringatan terbaru ini disalahartikan sebagai tanggapan terhadap perang Israel-Gaza. Tingkat peringatan yang telah ditingkatkan, menempatkan Uni Emirat Arab pada status teror yang sama dengan tuan rumah F1 baru-baru ini seperti Jerman, Prancis, Belgia, dan Bahrain.

Oleh karena itu, F1 telah menyatakan bahwa Grand Prix Abu Dhabi tidak dalam risiko penundaan yang lebih tinggi.

Sebelumnya, Grand Prix Emilia Romagna di Imola, yang dijadwalkan pada 19-21 Mei, dibatalkan karena banjir parah di wilayah tersebut.

Namun, Grand Prix Arab Saudi 2022 akhirnya tetap berlangsung meskipun dengan perlawanan sengit dari para pembalap setelah serangan misil terjadi di fasilitas minyak Aramco di dekatnya selama sesi latihan pertama.

Para pembalap bertemu selama lebih dari empat jam, dengan pembicaraan berlanjut hingga dini hari Sabtu, saat mereka mempertimbangkan untuk memboikot balapan sebelum akhirnya masalah keamanan mereka diatasi.

F1 mengeluarkan Rusia dari kalender tahun 2022 setelah invasi Ukraina, sementara Grand Prix Bahrain 2011 dibatalkan karena protes anti-pemerintah yang terkait dengan Musim Semi Arab.