PBSI Turunkan 104 Pemain untuk Hadapi 2 Turnamen Bergengsi di Medan
Pebulu tangkis Indonesia Ester Nurumi Tri Wardoyo/PBSI

Bagikan:

JAKARTA – Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengirim total 104 pemain untuk menghadapi Indonesia International Challenge dan Indonesia Masters Super 100 di Medan.

Indonesia International Challenge akan berlangsung dari 29 Agustus-3 September. Sedangkan Indonesia Masters Super 100 digelar 5 hingga 10 September.

Dari total pemain tersebut sebanyak 47 di antaranya akan tampil di Indonesia International Challenge dan 57 lainnya bermain di Indonesia Masters Super 100.

Pebulu tangkis yang dikirim di antaranya adalah Alwi Farhan, Yohanes Saut Marcelyno, Komang Ayu Cahya Dewi, Mutiara Ayu Puspitasari, Ester Nurumi Tri Wardoyo, Muh Putra Erwiansyah/Patra Harapan Rindorindo, Ribka Sugiarto/Lanny Tria Mayasari, Rachel Allessya Rose/Meilysa Trias Puspitasari hingga Jafar Hidayatullah/Aisyah Salsabila Putri Pranata.

Tak hanya tim dari pemusatan latihan nasional (Pelatnas) PBSI Cipayung, pemain-pemain di luar pelatnas pun dipastikan ikut ambil bagian.

Nama-nama dari luar Pelatnas yang ikut berpartisipasi adalah Tommy Sugiarto, Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani dan juara Indonesia International Challenge 2022, Anggia Shitta Awanda/Putri Larasati.

Meski demikian, berdasarkan pembaharuan Peraturan Organisasi (PO) No. 15 tahun 2022, tidak semua pemain dapat turun di dua turnamen tersebut.

Dalam PO itu tertera bahwa pemain Indonesia yang dapat disetujui untuk turun di level International Challenge adalah pemain dengan peringkat BWF 1-200. Sementara itu, di level Super 100 adalah pemain dengan peringkat BWF 1-150.

Dasar penerbitan PO No. 15 tahun 2022 dan perubahannya pada tanggal 5 April 2023 adalah PO No. 06 tahun 2019 adalah teguran dari Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).

Teguran itu karena ada pemain Indonesia tampil di turnamen internasional dengan kualitas di bawah standar sehingga kalah dengan skor mencolok.

Untuk itu, PO ini bertujuan membatasi pendaftaran pemain-pemain non-pelatnas dengan tujuan agar kualitas pemain yang turun mengikuti turnamen internasional, benar-benar sesuai level pertandingannya.

Termasuk dengan kejuaraan internasional yang digelar di Indonesia, ini juga untuk menjaga kualitas turnamen itu sendiri.