Bagikan:

JAKARTA - Tim principal Yamaha Racing MotoGP, Lin Jarvis mengungkap sebuah kekhawatiran. Ia mengaku takut Honda akan membajak pebalapnya, Fabio Quartararo.

Kontrak Quartararo sebenarnya masih tersisa hingga musim 2024. Namun, ada peluang untuk pebalap asal Prancis itu pindah ke tim lain, tak terkecuali Honda.

"Saya tidak suka menggunakan kata 'takut'. Tapi saya sadar akan hal itu, dan salah satu ancaman datang dari Honda. Honda selalu ingin pebalap top, dan Fabio adalah salah satunya," ujar Jarvis dikutip dari Crash, Rabu 16 Agustus.

Perasaan was-was Lin Jarvis cukup beralasan karena Yamaha sudah pasti kehilangan Franco Morbidelli bersamaan dengan berakhirnya MotoGP musim ini. Sebagai gantinya, Yamaha memang berhasil merekrut Alex Rins.

Sementara Quartararo sejatinya masih punya kontrak bersama Yamaha hingga 2024, begitu juga dengan Alex Rins. Hingga saat ini Yamaha masih berambisi memperpanjang kontrak El Diablo usai musim 2024.

Namun untuk bisa mewujudkan perpanjangan kontrak dengan Quartararo, tim pabrikan asal Jepang itu menyadari harus kerja keras.

Salah satu caranya adalah memberikan atmosfer kompetitif. Sebab jika tidak, bisa saja Quartararo memutuskan untuk menyudahi kontrak dan berpaling ke tim lain.

Honda belakangan ini dikaitkan dengan Quatararo. Apalagi muncul isu Honda akan ditinggal pebalap andalannya, Marc Marquez.

"Untuk bisa mempertahankan Fabio kami harus punya sepeda motor yang kompetitif. Kami harus benar-benar menunjukkan hal itu dengan fakta bahwa kami sepenuhnya fokus membangun sepeda motor kompetitif," ucap Jarvis.

"Bursa pebalap musim depan akan menunjukkan pergerakan yang menarik. Apakah Marc Marquez akan bertahan atau pensiun, lanjut dengan Honda atau tim pabrikan lain,” lanjut pria asal Inggris itu.

Terhitung mulai pertengahan MotoGP 2022, Yamaha nampak tak segarang biasanya. Tapi Jarvis yakin Yamaha bisa bangkit dan memberi sepeda motor YZR-M1 yang kompetitif untuk Quartararo.

“Kami harus mengubah sistem pengembangan. Masih ada potensi luar biasa dalam paket sepeda motor kami. Musim ini kami kehilangan kemampuan kompetitif. Tapi dua tahun lalu kami merebut gelar juara dunia MotoGP bersama Fabio. Selain itu kami sempat memimpin klasemen hingga pertengahan musim 2022,” ucap Jarvis optimis.

"Ini adalah fakta bahwa tim pabrikan Eropa mengambil alih (mendominasi) tim pabrikan Jepang. Tapi situasi seperti ini bisa terjadi dalam dunia balap, di F1 juga begitu," pungkasnya.