Bagikan:

JAKARTA - Memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh setiap tanggal 20 Mei, Kantor Staf Presiden (KSP) khusus menyampaikan apresiasinya kepada para talenta atlet muda yang telah membawa kebangkitan olahraga nasional dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional SEA Games Kamboja 2023.

Perlu diketahui, prestasi Indonesia pada SEA GAMES tahun ini melampaui target Presiden maupun perolehan SEA Games sebelumnya di Hanoi, Vietnam. Tahun ini Indonesia mencatatkan perolehan 87 emas, 80 perak, dan 109 perunggu.

“Berbicara Kebangkitan Nasional tidak luput dari peran anak muda yang turut membangkitkan prestasi olahraga nasional. Oleh karenanya, memperingati hari Kebangkitan Nasional tahun ini, berbarengan dengan momentum SEA Games, KSP mengapresiasi seluruh atlet yang telah berjuang mengikuti proses panjang, dimulai dari penjaringan talenta, fasilitasi pembinaan, tahap Pelatnas, dan berkompetisi membawa nama bangsa,” ucap Deputi II KSP Bidang Pembangunan Manusia, Abetnego Tarigan, Sabtu, 20 Mei.

Ia melanjutkan, prestasi yang diraih para atlet Indonesia dalam SEA Games tentu tidak luput dari peran masing-masing induk organisasi cabang olahraga, pelatih, manajer tim, serta Kemenpora sebagai regulator yang telah membentuk sebuah ekosistem yang sehat dari level daerah hingga Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas)

Sebagai informasi, terdapat 599 atlet yang bertanding di 31 cabang olahraga pada SEA GAMES tahun ini, yang mana 60% diantaranya adalah atlet muda. Dalam Long Term Athlete Development (LTAD), untuk mencapai level atlet elit, seorang atlet membutuhkan waktu training yang disiplin selama 8-12 tahun, sehingga sasaran atlet muda dan pembinaan atlet menjadi penting.

Pemerintah secara konsisten berkomitmen dalam memajukan prestasi olahraga melalui Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). DBON ditetapkan Presiden pada September 2021 melalui Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2021. DBON mengusung ide pembinaan talenta atlet jangka panjang sebagai investasi negara untuk mewujudkan pembangunan sumber daya manusia, agar prestasi olahraga Indonesia dapat berdaya saing di Olimpiade maupun Paralimpik.

“Sejalan dengan itu, saat ini Pemerintah juga menyiapkan payung hukum untuk Manajemen Talenta Nasional (MTN). MTN diterjemahkan sebagai kesatuan ekosistem yang mendukung dan mengakselerasi DBON, dengan mengorkestrasi implementasi pembinaan olahraga pendidikan dan pembinaan olahraga prestasi agar tersinkronisasi dan sesuai dengan tahap talenta yang terjaring,” imbuh Abetnego.

Sementara itu, beberapa arah kebijakan dan quick-wins dari MTN adalah perluasan talent pool, pembinaan dan fasilitasi talenta potensial dan talenta unggul, penyediaan sarana dan prasarana pembinaan talenta, serta ekosistem tata kelola pelaksanaan talenta nasional secara berkelanjutan seperti pendanaan dan kelembagaan.

“Harapannya, skema MTN tidak hanya menumbuhkan bibit talenta di bidang keolahragaan, tetapi juga di bidang riset-inovasi dan seni-budaya. Lahirnya talenta unggul di tiga bidang tersebut akan berkontribusi bagi pembangunan dan kemajuan bangsa. Hal itu sekaligus sebagai indikasi keberhasilan MTN dalam orkestrasi program SDM lintas bidang dan pemangku kepentingan serta tingginya daya pikat prestasi Indonesia di kancah global,” tutup Deputi II.