Bagikan:

JAKARTA - Indonesia akan menjadi tuan rumah sejumlah ajang balap motor internasional. Mulai dari MotoGP, World Superbike, hingga balapan Asia Road Racing Championship.

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pusat Bambang Soesatyo, yakin Indonesia bisa menjadi penyelenggara yang baik. Dia mengatakan, Indonesia semakin matang untuk menjadi tuan rumah berbagai kejuaraan balap dunia.

Hal tersebut tercermin dengan suksesnya sejumlah gelaran kejuaraan balap internasional seperti WSBK, MotoGP, hingga Formula E, tahun 2022.

"Ini seperti Presiden (Joko Widodo), di mana beliau juga memiliki tekad kuat bahwa Indonesia bisa menjadi tuan rumah kejuaraan balap dunia, baik roda dua maupun roda empat, dan baik di aspal maupun di tanah," kata Bamsoet dalam Rakernas 2022 IMI, seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 18 Februari.

Bamsoet mengatakan, tahun 2023 merupakan tahun yang tepat bagi Indonesia untuk unjuk gigi terkait kesiapan berbagai kejuaraan otomotif.

Kejuaraan dunia perahu cepat atau F1 Powerboat yang diselenggarakan di kawasan Danau Toba pada 24 -26 Februari akan menjadi pembuka rangkaian kompetisi balap internasional di Indonesia.

Sirkuit Internasional Mandalika akan menjadi tuan rumah bagi FIM Superbike World Championship (WSBK) 2023 pada 3-5 Maret, diikuti dengan Formula E di Jakarta pada 3-4 Juni.

Pada bulan yang sama, MXGP Samota, Sumbawa akan digelar pada tanggal 25, dan pada 2 Juli 2023 di Lombok.

Selain itu, Mandalika akan kembali disambangi oleh para pebalap MotoGP dunia pada 15 Oktober.

Selanjutnya, Asia Pacific Rally Championship (APRC) 2023 di Danau Toba dijadwalkan digelar dalam dua putaran. Balapan pertama adalah putaran ketujuh pada 22 hingga 23 September dan balapan kedua pada ronde kesembilan pada 24 hingga 26 November.

"Kami berkeinginan kuat tahun ini APRC di Medan sukses dan mendorong World Rally Championship agar bisa digelar di Indonesia. Ini sudah dimatangkan," kata Bamsoet.

"Selain itu, presiden juga mendorong kita untuk segera lakukan lobi agar bisa mengadakan F1 di Indonesia. Pembicaraan awal masih alot, masih dimungkinkan untuk 2025, tapi kami masih lobi dan negosiasi agar bisa (terlaksana) di 2024," lanjutnya.