JAKARTA - Lazio menghancurkan sang juara bertahan AC Milan dengan skor 4-0 pada pertandingan Serie A Italia yang dimainkan di Stadion Olimpico, Roma, pada Rabu, 25 Januari dini hari WIB. Pada laga tersebut, Sergej Milinkovic-Savic, mengemas gol pembukaan bagi Biancocelesti.
Sementara tiga gol lainnya dicetak Mattia Zaccagni, penalti Luis Alberto, dan Felipe Anderson.
Kemenangan ini mendongkrak posisi Lazio ke peringkat ketiga klasemen sementara dengan 37 poin. Tim asuhan Maurizio Sarri itu unggul selisih gol atas Inter Milan dan AS Roma.
Bagi Milinkovic-Savic, ini bukan sekadar kemenangan biasa. Dia akhirnya mampu mematahkan kutukan tak pernah mencetak gol saat melawan I Rossonerri.
Pemain asal Serbia itu mengatakan sudah memiliki intuisi akan mengakhiri kutukan tersebut. Bahkan dia memilih untuk memainkan dirinya sendiri pada gim Fantasy Football untuk pertandingan melawan AC Milan.
"Saya banyak membaca tulisan-tulisan yang mengatakan bahwa saya tidak pernah mencetak gol saat melawan Milan, namun saya memiliki perasaan bahwa hal itu akan berubah malam ini. Saya mendapatkan tiga poin dalam Fantasy Football," kata Milinkovic-Savic seperti dikutip Antara dari Football Italia.
"Ini mungkin merupakan malam yang indah, pertandingan hebat di depan para penggemar kami, semua orang bermain baik, dan ini hasil yang layak didapatkan. Sekarang kami harus tetap membumi dan menegakkan kepala, kami akan terus melaju," tambahnya.
Setelah menelan kekalahan 1-2 dari Lecce dan imbang 2-2 dengan Empoli pada dua laga perdana pada 2023, Lazio mencatatkan tren positif pada tiga pertandingan terakhirnya.
Tim ibukota sukses menang 2-0 di markas Sassuolo pada ajang liga, kemudian menang 1-0 atas Bologna pada Piala Italia, sebelum kemudian menang besar atas AC Milan.
Meski demikian, Lazio tertinggal cukup jauh dari pemuncak klasemen Napoli, yang telah mengoleksi 50 poin dari 19 pertandingan, yakni 13 poin.
Saat ditanyai apakah Lazio suatu saat kelak akan dapat merengkuh gelar juara liga, Milinkovic-Savic tidak ragu mengumbar optimismenya.
"Mengapa tidak? Jika kami bermain seperti ini melawan juara bertahan, mengapa kami tidak bisa melakukannya," ujar Milinkovic-Savic.