Bagikan:

JAKARTA - Kelanjutan karir Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia mulai dipertanyakan. Kinerjanya disanksikan setelah gagal menghantarkan Skuad Garuda menjuarai Piala AFF 2022.

Muncul desakan agar pelatih asal Korea Selatan itu mundur dari jabatan karena dianggap tak cakap membina tim. Namun pada kenyataanya kegagalan yang dialami timnas bukan cuma karena faktor pelatih.

Sebab sebelum Shin Tae-yong, ada beberapa nama pelatih asing yang punya prestasi kelas dunia yang ternyata juga tak mampu membawa Skuad Garuda terbang tinggi di pentas Asia Tenggara.

Seperti diketahui Skuad Garuda telah enam kali lolos ke final Piala AFF dari 14 edisi yang telah digelar termasuk tahun 2022. Tapi sayangnya tidak satupun dari kesempatan itu bisa dimanfaatkan untuk menjadi gelar juara.

Berikut adalah beberapa pelatih asing yang punya prestasi mentereng kelas dunia tapi tak mampu membawa Timnas Indonesia meraih gelar juara, seperti yang disadur dari berbagai sumber:

1. Peter White (Inggris)

Pelatih asing pertama yang gagal membawa Timnas Indonesia lolos ke partai final adalah Peter White. Juru taktik asal Inggris itu dikontrak Timnas Indonesia sejak 2004-2007 lalu.

Selama masa jabatannya White memimpin timnas di dua edisi Piala AFF. Namun pada edisi kedua di tahun 2007 Skuad Garuda asuhannya bahkan gugur lebih dulu di babak penyisihan grup B yang tergabung dengan Vietnam, Singapura, dan Laos. Catatan itu menurun setelah sebelumnya mampu membawa Skuad Garuda menjadi runner up Piala AFF 2004.

Padahal Peter White sendiri punya catatan bagus sebelum menangani Indonesia. Ia tercatat pernah menjadi pelatih untuk timnas Thailand dan dimasa jabatannya, White dua kali membawa Thailand juara Piala AFF di edisi 2000 dan 2002.

2. Alfred Reidl (Austria)

Sosok Alfred Reidl jadi pelatih yang tak asing di telinga masyarakat Indonesia. Pelatih asal Austria itu sempat bersinar karena berhasil membawa Timnas Indonesia gemilang di Piala AFF 2010 meski hanya sebatas gelar runner up.

Namun catatan buruk bagi pria yang kini telah tutup usia itu malah terjadi di edisi berikutnya. Reidl gagal membawa Indonesia melangkah jauh di Piala AFF 2014 karena gugur lebih dulu di fase grup, pada edisi 2016 Reidl mencoba memperbaiki catatan meski hasilnya masih sebatas runner up.

Di balik mandeknya prestasi Reidl memimpin timnas, ia sebenarnya punya catatan yang cukup baik. Pelatih Austria ini bisa membawa Vietnam menjadi satu-satunya co-host ke perempat final Piala Asia 2007.

3. Luis Milla (Spanyol)

Pelatih asal Spanyol yang kini menangani Persib Bandung itu memang punya kenangan yang cukup indah bersama pendukung Timnas Indonesia, sekali pun belum ada prestasi berarti yang diraih.

Satu-satunya prestasi yang bisa dipersembahkan Luis Milla ialah membawa skuad Garuda Muda merebut medali perak SEA Games 2017. Namun demikian, saat masuk bursa calon pelatih Timnas Indonesia pada 2019 Milla tak berani menggaransi gelar juara bagi Timnas Indonesia.

Adapun hal itu lah yang kemudian disanggupi Shin Tae-yong. Milla memang belum pernah mengawal timnas tampil di Piala AFF, tapi di balik prestasinya bersama timnas yang kurang maksimal, Milla sempat menjuarai UEFA U-21 bersama timnas Spanyol.

4. Shin Tae-yong (Korea Selatan)

Shin Tae-yong menjadi pelatih asing terbaru yang gagal membawa Indonesia lolos ke final Piala AFF 2022. Padahal pada edisi 2020 lalu, pelatih asal Korea Selatan itu telah membawa sejumlah perubahan pesat bagi Skuad Garuda meski kembali hanya sebatas gelar runner up.

Performa Skuad Garuda di Piala AFF 2022 terbilang jauh menurun drastis. Para pemain bahkan kesulitan untuk finishing. Performa tersebut berbanding lurus dengan hasilnya. Tim Merah Putih gugur di semifinal Piala AFF 2022 usai ditekuk 0-2 dalam laga agregat melawan Vietnam.

Padahal sebelum menyanggupi diri menangani Timnas Indonesia di awal 2019, Shin Tae-yong datang dengan modal percaya diri yang mumpuni. Ia tercatat pernah membawa Korea Selatan menjuarai EAFF 2017 setelah membantai Jepang 4-1 dan membawa Korea Selatan menang 2-0 atas Jerman di Piala Dunia 2018.