Perez dalam Sidang Neymar: Pemain Pergi ke Manapun Mereka Mau dan Dia Ingin ke Barca
Florentino Perez (Instagram @realmadrid)

Bagikan:

JAKARTA - Florentino Perez bersaksi dalam persidangan Neymar pada Selasa kemarin. Bintang Paris Saint-Germain itu dituntut atas tuduhan korupsi dan penipuan transfer mantan Presiden Barcelona, Sandro Rosell.

Mengutip Marca, Rosell dituding melakukan korupsi atas kesepakatan untuk membawa Neymar Jr ke Barcelona pada 2013. Perusahaan investasi asal Brasil, DIS, sebagai pemilik sebagian hak transfer Neymar komplain karena merasa menerima uang lebih sedikit dari yang telah disepakati.

Sementara itu dalam sidang, setelah mengakui bahwa Real Madrid mengajukan tawaran untuk penyerang Brasil itu saat masih bermain untuk Santos, Perez enggan merinci. Dia terus-menerus mengacu pada fakta bahwa semua operasi dilakukan oleh direktur klub, menekankan bahwa dia tidak campur tangan sama sekali.

"[Penawaran yang dibuat Real Madrid] adalah 45 juta, seperti yang tercermin dalam ringkasan," kata Perez dikutip dari Marca, Rabu.

"Kami tertarik pada pemain itu sepuluh tahun lalu. Saya tahu melalui direktur olahraga bahwa dia ingin meninggalkan Santos. Saya tidak berbicara dengan siapa pun."

Kemudian, Perez ditanya mengapa penyerang asal Brasil itu memutuskan menolak tawaran yang diajukan Real Madrid.

“Para pemain pergi ke mana pun mereka inginkan dan Neymar ingin pergi ke Barcelona dan itulah mengapa dia pergi ke sana,” kata Perez.

Perez dalam Sidang Neymar: Pemain Pergi ke Manapun Mereka Mau dan Dia Ingin ke Barca

Jaksa lantas ingin tahu apa hubungan Perez dengan perusahaan investasi Brasil DIS, yang menuduh Barcelona dan Santos membuat rencana untuk mencegah mereka menerima jumlah keuangan lengkap yang menjadi hak mereka dari transfer.

Ditanya apakah dia pernah bertemu dengan perwakilan DIS di masa lalu, Perez sangat malu-malu.

"Kalau ketemu DIS? Saya tidak tahu," kata Perez.

"Saya tidak ingat apa-apa tentang itu. Saya tidak berpartisipasi dalam apa pun. Semuanya ada dalam berkas kasus. Jika kami tidak menanggapi surat yang mereka kirimkan kepada kami, itu karena kami tidak punya apa-apa untuk dikatakan."