JAKARTA - Kobe Bryant tewas dalam kecelakaan helikopter di Calabasas, California, Amerika Serikat (AS). Dalam kecelakaan itu, anak Kobe yang berusia 13 tahun, Gianna, ikut tewas. Mengingat Kobe adalah mengingat kisah panjang tentang heroisme seorang olahragawan. Dan puisi berjudul Dear Basketball yang ia tulis adalah gambaran sejati relasi hidup-mati antara Kobe dan bola oranye.
Bagi para penggemarnya, Dear Bastketball adalah salah satu memori paling ikonik dari pebasket berjuluk The Black Mamba. Puisi itu diterjemahkan ke dalam medium film pendek yang digarap animator Glen Keane bersama komposer pemenang Oscar, John Williams. Film itu turut mengantarkan Piala Oscar 2018 ke pelukan Kobe sekaligus menjadikannya olahragawan pertama yang mendapat Piala Oscar.
Berkisah tentang mimpi Kobe kecil menjadi bintang basket hingga akhirnya pensiun dari LA Lakers --satu-satunya klub yang ia bela di sepanjang karier, animasi Dear Basketball dibuat dengan gaya sketsa yang bergerak dalam alur stop motion.
Olah suara yang dimainkan Williams amat ciamik dan menggugah emosi. Kolaborasinya dengan Glen Keane mampu mengilustrasikan pesan mendalam yang tertuang dalam puisi Kobe dengan sempurna. Bagaimana pun, memenangi Piala Oscar adalah hal yang tak pernah terbayangkan oleh Kobe.
"Aku tidak tahu apakah itu (menang Oscar) mungkin. Maksudku, sebagai pemain basket, kami seharusnya bermain dalam keadaan diam dan menggiring bola. Tapi, aku senang kita melakukan sedikit lebih dari itu," kata Kobe dalam pidato kemenangannya.
Dalam pidato itu, Kobe juga mengucap terimakasih kepada istrinya, Vanessa dan ketiga putrinya. Kober berucap: Kalian adalah inspirasiku.
Seperti dilansir ESPN, Kobe mengungkap kegembiraan setelah menerima penghargaan kepada para wartawan di ruang wawancara. “Jujur, mendapatkan penghargaan seperti ini rasanya lebih baik daripada memenangkan sesuatu kejuaraan. Aku bersumpah,” ungkap Kobe menggambarkan kebahagiaannya.
Puisi lepas pensiun
Puisi Dear Basketball ditulis Kobe selepas ia pensiun dari dunia basket. Puisi itu berkisah tentang impiannya menjadi seorang pemain basket yang dipelihara sejak kecil. Impian pria kelahiran Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat, 23 Agustus 1978 itu amat besar. Ia bahkan menjadikan kaos kaki gulung sebagai bola basket yang ia mainkan saat usianya enam tahun.
Jika ada hal yang paling menggugah keinginan Kobe menjadi pebasket, itu adalah sebuah video pertandingan LA Lakers berjudul La Lakers Highlights 1983. Video itu menginspirasi Kobe dengan amat kuat, sebagaimana digambarkan dalam Dear Basketball.
Di bawah adalah bait puisi Dear Basketball yang ditulis Kobe:
From the moment
I started rolling my dad’s tube socks
And shooting imaginary
Game-winning shots
In the Great Western Forum
I knew one thing was real:
I fell in love with you.
A love so deep I gave you my all —
From my mind & body
To my spirit & soul.
As a six-year-old boy
Deeply in love with you
I never saw the end of the tunnel.
I only saw myself
Running out of one.
And so I ran.
I ran up and down every court
After every loose ball for you.
You asked for my hustle
I gave you my heart
Because it came with so much more.
I played through the sweat and hurt
Not because challenge called me
But because YOU called me.
I did everything for YOU
Because that’s what you do
When someone makes you feel as
Alive as you’ve made me feel.
You gave a six-year-old boy his Laker dream
And I’ll always love you for it.
But I can’t love you obsessively for much longer.
This season is all I have left to give.
My heart can take the pounding
My mind can handle the grind
But my body knows it’s time to say goodbye.
And that’s OK.
I’m ready to let you go.
I want you to know now
So we both can savor every moment we have left together.
The good and the bad.
We have given each other
All that we have.
And we both know, no matter what I do next
I’ll always be that kid
With the rolled up socks
Garbage can in the corner
:05 seconds on the clock
Ball in my hands.
5 … 4 … 3 … 2 … 1
Love you always,
Kobe