Gender Bukanlah Faktor yang Paling Diskriminatif di Formula 1, Pebalap Wanita Sarah Bovy: Ini Tentang Uang
Pebalap wanita, Sarah Bovy. (Foto: Instagram @sarah_bovy)

Bagikan:

JAKARTA - Formula 1 ibarat mimpi yang sulit menjadi nyata bagi para pebalap wanita. Sejauh ini, hanya segelintir pebalap dari kaum Hawa yang mampu menembus persaingan jet darat paling bergengsi di dunia itu.

Gender disebut-sebut sebagai faktor yang mendiskriminasi para pebalap wanita untuk mewujudkan mimpi mereka. Namun, itu bukan satu-satunya faktor, setidaknya demikian yang jadi pandangan Sarah Bovy.

Dia bahkan menilai, diskriminasi tidak ada hubungannya dengan gender. "Bagi saya, faktor yang paling diskriminatif dalam motorsport bukan tentang menjadi laki-laki atau perempuan, ini tentang uang. Biayanya terlalu mahal sejak usia muda," jelas pebalap Belgia itu dalam wawancara eksklusif dengan Daily Star Sport.

Selama beberapa dekade, olahraga balap dianggap sebagai wadah khusus pria. Namun, anggapan itu perlahan mulai terkikis dengan munculnya sejumlah pebalap wanita di beberapa ajang bergengsi.

Bovy sendiri tak pernah melihat jenis kelaminnya sebagai penghalang. Justru faktor dana yang membuatnya tak mampu berkembang menjadi lebih baik.

"Saya tidak mampu menjalani satu musim penuh, bergabung dengan tim terbaik, berlatih dengan ban baru. Sesederhana itu. Tapi saya tidak pernah menganggap menjadi pebalap wanita sebagai halangan untuk berkarir di motorsport," tuturnya.

Justru, dia mendapat keuntungan menjadi pebalap wanita. Dia mengaku mendapat banyak perhatian dari media yang membantunya mendapatkan lebih banyak sponsor.

"Bukannya menjadi perempuan adalah keuntungan, tapi saya tidak percaya itu kerugian. Saya hanya berpikir Anda harus berperilaku dengan cara yang berbeda di awal karena kesalahan apa pun akan lebih disorot," ujarnya lagi.

Bovy pernah membalap di 24 Hours of Le Mans dan berkompetisi di musim perdana Seri W pada tahun 2019 sebagai pebalap cadangan. Dia sekarang menjadi bagian dari tim Iron Dames yang awal musim panas ini berhasil mencapai posisi ketujuh di kelas LMGTE Am dengan Ferrari 488.

Pada awal bulan ini, Iron Dames membuat sejarah dengan menjadi tim wanita pertama yang naik podium di balapan World Endurance Championship (WEC) setelah finis kedua di kelas LMGTE Am pada ajang 6 Hours of Monza. Bovy berperan besar menempatkan timnya di posisi terdepan.