Bagikan:

JAKARTA – Liga bola basket putri nasional siap digelar kembali setelah sekian lama vakum. Kompetisi tersebut akan dinaungi langsung Pengurus Pusat Persatuan Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi).

Perbasi sudah menggelar rapat koordinasi terkait rencana pelaksanaan kompetisi basket putri tersebut bersama perwakilan klub pada Selasa, 1 Maret, di Best Western Hotel Senayan, Jakarta Pusat.

Perwakilan klub yang hadir dalam rapat itu menyambut antusias rencana ini. Mereka sepakat memulai kompetisi basket putri dengan satu pertandingan invitasi nasional antar klub.

"Itu adalah dasar bagaimana kita menuju liga putri sesungguhnya karena untuk memutar liga putri kita butuh hal-hal yang lebih detail, peraturan-peraturan yang lebih detail," kata Ketum PP Perbasi, Danny Kosasih.

Sekjen PP Perbasi, Nirmala Dewi menambahkan, ide menggulirkan kompetisi basket putri ini bagian dari upaya mewujudkan aspirasi dari daerah, terutama untuk kompetisi di usia 19 dan 23 tahun.

"Kepada teman-teman pebasket putri tanah air, ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu. Mudah-mudahan segera kita akan umumkan kompetisinya. Jadwalnya secara teknisnya seperti apa melalui klub. Terus saja berlatih mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi yang akan digulirkan PP Perbasi," kata Nirmala.

Pemilik klub basket putri Surabaya Fever, Christopher Tanuwidjaja mengaku, menghidupkan lagi kompetisi yang sempat mati bukanlah pekerjaan mudah karena banyak hal harus dipersiapan. Meski demikian, ia senang dengan rencana mengadakan lagi kompetisi basket putri ini.

"Ini gebrakan baru dari PP Perbasi bahwa kita akan berkompetisi lagi. Saya mewakili Surabaya Fever senang sekali dan berharap menjadi liga yang sangat bagus. Dengan tim berlatar belakang juara yang banyak, kita tetap ingin menjadi yang terbaik di Indonesia," ujar Christopher.

Liga bola basket putri di Indonesia sebenarnya sudah pernah digelar sejak 2011 lalu, tetapi kompetisi tersebut mati suri mandek pada 2017. Srikandi Cup sebagai turnamen pengganti juga terhenti di tahun 2020 lalu akibat pandemi COVID-19.

Ketika itu, pengelola Srikandi Cup merasa tak sanggup harus menggelar turnamen di tengah pandemi lantaran memakan terlalu banyak biaya untuk protokol kesehatan.

Kekosongan kompetisi basket putri menjadi kendala pagi pebasket potensial untuk menyalurkan bakat mereka. Untuk itu, ide menghidupkan kembali kompetisi ini mendapat sambutan yang positif.